“Bukan melupakan yang menjadi masalahnya, tapi menerima. Barang
siapa bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika ia
tidak bisa menerima, maka dia tak akan pernah bisa melupakan”
-Tere Liye
Dalam bukunya yang
satu ini Tere Liye meyuguhkan kita cerita tentang masa depan. Tentang hakikat
manusia. Manusia yang bagaikan virus secara perlahan menggerogoti inangnya, dan
pada akhirnya kembali kepada siklus.
Lail, tokoh utama
novel ini diceritakan berjuang keras melawan, mengenang, serta berdamai dengan
masa lalunya. Hujan. Dengan alur maju mundur membuat pembaca tidak bosan
membolak balikhalaman.
Cerita berawal di
suatu tempat yang nantinya bersinkronisasi dengan akhir cerita. Dengan alur
maju mundurnya, dipastikan pembaca akan terkejut dengan ending nya yang (Hmb
baca sendiri ya.....). dalam usahanya melupakan hujan, Lail harus berterus
terang tentang segalanya, menciratakan seluruh detail hidupnya.
Berlatar belakang
kemajuan masa depan, pembaca diajak berimajinasi membayangkan kemajuan
teknologi di masa depan. Pembaca juga diajak merenungi hubungan manusia dengan
bumi ini, dengan beberapa gambaran tentang murka alam, pembaca diajak
merenungkan esensi manusia terhadap alamnya.
Mungkin itu saja,
tentunya rasanya akan berbeda jika saya menceritakan detail cerita secara
detail, jadi silakan saja baca bukunya secara langsung. Mari budayakan membaca
demi mencerdaskan generasi bangsa.................... Salam dari bumi tahu :D
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.