Setiap orang pasti tau apa itu rokok. Produk berbahan dasar
tembakau yang merupakan penghasil devisa besar negara ini. Selain itu,
pertanian tembakau juga merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
masyarakat desa yang masih bergantung pada hasil bertani.
Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas beberapa hal
tentang rokok, mulai dari sejarah, hingga eksistensinya saat ini.
Diplomasi Rokok
Rokok memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan dengan
perjalanan negara ini. dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, bapak
proklamator kita. Soekarno. Menggunakan rokok sebagai alat diplomasi. Hal ini
banyak dicatat dan disebut sebagai diplomasi rokok.
Banyak bukti sejarah, baik foto, surat kabar, maupun video
yang menunjukkan proses diplomasi Bung
Karno yang melibatkan rokok sebagai media peng akraban. Banyak tokoh berpengauh
dunia kala itu berhasil ditaklukkan oleh Soekarno.
Kebiasaan untuk saling menghidupkan rokok satu sama lain
sehabis diplomasi merupakan hal yang kerap kali dilakukan Soekarno sehabis
berdiplomasi dengan tokoh terkenal dunia kala itu. Fidel Castro mungkin salah
satu bukti sejarah yang cukup lekat dan diingat.
Diplomasi rokok adalah satu hal penting dalam sejarah ini
dan tentu tanpa danya rokok sejarah ini
tak akan pernah ada dalam kisah perjuangan kemerdekaan bangsa.
Masyarakat dan Mata
Pencaharian
Rokok adalah produk hasil olah daun tembakau. Diproduksi
secara sedemikian rupa dan merupakan salah satu penyumbang devisa negara
terbesar melalui cukainya. Sebagai sebuah kok=moditas besar dan memiliki pasar
yang stabil, rokok dan tembakau adalah mata pencaharian bagi masyarakat
Indonesia.
Berdasar data dari kementrian perindustrian, per tahun 2017.
Lahan yang diapakai sebagai ladang tembakau mencapai 206 ribu hektar dengan
produktivitas 0,96 ton per hektarnya. Dari jumlah tersebut artinya petani
tembakau Indonesia dapat menghasilkan sekitar 187 ribu ton tembakau tiap
tahunnya.
Dari angka tersebut, ternyata negara kita masih perlu
mgnimpor sekitar 120 ribu ton tembakau untuk memenuhi kebutuhan tembakau yang
menyentuh 300 ribu ton tiap tahunnya. Miris, mengingat negara ini adalah negara
agraris yan masih sangat bergantung kepada hasil pertanian.
Lebih jauh lagi, dari data yang dirilis oleh kemenperin, per
tahun 2017, kebutuhan rokok mencapai 398,6 miliar batang tiap tahun dan diperkirakan
mencapai angka 524,2 miliar batang per tahun 2020.
Miris, karena tembakau ini memberikan hidup bagi banyak
orang. Petani, pedagang rokok, bapak-bapak warung kopi, pekerja bea cukai,
bahan mbak-mbak SPG rokok juga bergantung hidup pada rokok. Bayangkan betapa
besar jaringan orang yang menggantungkan hidup pada rokok.
Dari data di atas, sebenarnya Indonesia bisa disebut sebagai negeri tembakau, tapi kenapa kita masih mengalami kendala klasik tersebut?
Sisi lain, rokok merupakan salah satu pembunuh dan memilii
dampak buruk bagi kesehatan. Lebih mirisnya lagi, pertumbuhan perokok muda bisa
dibilang mengalami kenaikan yang cukup masif 5 tahun terakhir. Hal ini didasari
betapa mudahnya menemukan siswa SLTA bahkan SLTP merokok di warung-warung
pinggir jalan.
Hal tersebut tidak lepas dari permisifitas orang yang mulai
menganggap rokok sebagai hal biasa. Hal ini pun juga muncul karena kebergantungan
masyarakat terhadap rokok serta pendapatan yang mereka peroleh dari rokok.
(untuk hal ini saya sangat berharap tanggapan atau opini
sehingga kita bisa berdiskusi di kolom komentar)
Rokok dan Influencer serta Realita Saat Ini
Sebagai seorang perokok, ada beberapa hal yang saya sukai
dan kadang saya pikir berulang-ulang. Bebrapa minggu yang lalu, saya mendapati
banyak teman saya me repost kiriman Bung Fiersa Besari tentag konisi paru-paru
nya mulai tak sanggup melawan asap rokok lagi.
Sebagai seorang influencer, penulis buku, pendaki, dan juga
perokok. Bung Fiersa telah memberikan banyak warna. Sebagai orang yang memberi
banyak inspirasi, saya cukup sedih mendengar kabar sakit anda. Semoga kau
selalu diberi kesehatan sehingga tetap bisa menginspirasi bung!
Dalam benyak kesempatan dan banyak persuaan dengan bermacam
orang di warung kopi, jalan-jalan, rumah tetangga. Saya mendapat beberapa hal
luc tentang rokok.
“Bukan rokok yang membunuhmu, tapi gaya hidupmu”
Iya, gaya hiduplah yang membunuh kita. Orang kaya yang gaya
hidupnya mencekinpun tak akan pernah merasa cukup. Terus merasa kurang dan tak
berhenti dengan anugrah yang mereka peroleh hari ini.
Sebenarnya masih banyak ungkapan lain tentang rokok yang
kadang menggelitik dan kadang pula ada benarnya. Tapi semua itu kembali ke
pribadi masing-masing. Yang tidak merokok? Jagalah kesehatan anda. Yang
merokok! Santunlah dalam merokok, hormati orang lain! Karena orang lain juga
turut menerima dampak dari asap rokok kalian!
Salam Hangat Er :)
___
Source foto :
Merdeka.com
unsplash.com
13 Komentar
Meeokok itu bagai dua sisi... Satu sisi memberi devisa buat negri ini dan lapangan kerja bagi ribuan orang yg terlibat didalamnya... Satu sisi lg memberi pwngaruh buruk buat adik" kecil yg ikut" bergaya dan coba"ngerokok bahkan swcara terang"an...ttp bijak dlm merokok dan lihat sikon dan tempatnya... Krn yg mwnghirup bukan hny perokoknya sj ttpi jg org diswkitar ikut menghhirup kepulan asap rokokmu... Barangkali betul kematian bkn krn rokok tp mmg ajal sudah tiba saja waktunya dan rokok hanya perantara saja...
BalasHapusBener nih, bagai pisau bersisi 2. Dulu sejarahnya memang rokok ini digunakan sebagai alat diplomasi, meski di sisi kesehatan memiliki dampak buruk. Tapi srah sudah mencatatnya.
HapusMirisnya sekarang perokok muda malah tumbuh dengan pesat, bahkan sudah mulai terang"an merokoknya.
Saat ini sata mendengar tentang gerakan merokok santun yang muali digalakkan. Katanya sih untuk meminimalkan perokok aktif sambil lalu menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang" yang bergelut dalam industri yang besar ini. Semoga bisa segera menyajikan tulisan lengkapnya segera
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapustergantung orang itu melihat rokok itu gmn , di sisi lain rokok merupakan penyumbang devisa terbesar di indonesia, dan juga imbas dari rokok itu sendiri, so harus bijak menyikapinya
Hapusbtw orang situbondo, ane orang jember
Betul betul, balik ke pribadi masing masing
HapusHai, salam kenal ya 😁
memang iya sih sebenernya gaya hidup yang membunuh bukan rokok. soalnya suami saya juga perokok sampai sekarang. masih mending dari SMA atau dari SMP suami malah sejak TK dah ngerokok meski diem2 aja sih hehe...
BalasHapusSaya speechless. ...
HapusBukan rokok yang membunuhmu, tapi gaya hidupmu”
BalasHapusKalo ga salah cukai rokok sumber APBN terbesar, bahkan untuk menutupi anggaran BPJS kesehatan yang deifisu
Dilema banget mas.... Itu contoh real nya
HapusRokok masih menjadi perdebatan yang serius di negeri ini ya mas bro
BalasHapusBener mas, masih menjadi salah satu penyokokng dana utama untuk negeri
HapusPembicaraan tentang rokok dari saya masih kecil sekali tahun 2000an hingga sekarang, masih simpang siur.
BalasHapusSaya jujur suka artikel Kakak, keren, bisa menjelaskan tentang rokok secara general.
Saya sebagai cewek, termasuk cewek yang bisa dikatakan tidak boleh terlalu terkena asap apalagi rokok karena saya sakit-sakitan.
Tapi, saya juga memahami para perokok. Tapi, saya melihat 1 hal bahwa perokok biasanya jika diperbolehkan merokok di sekitar kita, lambat laun dia akan terbiasa melakukannya tanpa permisi lagi.
Nah, dulu saya membiarkan mereka, tapi sekarang saya memilih menegur atau pergi dari hadapan para perokok tanpa memarahi mereka.
Saya juga tidak lantas meminta rokok dihilangkan, sangat sulit sekali lho Kak karena ya rokok menjadi salah satu mata pencaharian sebagian masyarakat. Di kampung saya banyak ibu-ibu yang bekerja di pabrik rokok dan setiap hari bersentuhan langsung dengan rokok.
Ngeri sekali...
Tapi, saya sudah belajar menjadi perokok pasif yang mau mengalah dengan pergi menghindar jika ada perokok di dekat saya.
hal yang kakak keluhkan sebenarnya sudah mulai disadari dan mulai digalakkan kampanyenya. Sekarang sudah ada yang namanya gerakan merokok santun yang meliputi beberapa hal yang patutu dan harus dilakukan seorang perokok.
Hapussusdah dan cukup dilema jika kita bocara tentang rokok. Karena sekali kita bahas ini, banyak sekali hal lain yang otomatis ikut berhubungan dengan rokok ini. ekonomi, mata pencaharian,, hidup serta kesehatan
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.