Sebenarnya sejak acara festival kampung langai usai pada tanggal 31 Agustus, saya berniat langsung menuliskan pengalaman serta hal-hal menarik yang terjadi serta mewarnai acara Festival Kampung Langai (yang selanjutnya ditulis sebagai FKL) setelah acara usai.
Namun setelah beberapa pertimbangan serta kesibukan yang tiba-tiba melanda, saya akhirnya memutuskan untuk mempublikasikan tulisan tentang FKL pada awal september. Jadi, selamat menikmati pengalaman saya menjadi salah satu penonton FKL 6 ya 😀
_________
_________
Jumat siang selepas menunaikan ibadah sholat jumat, saya segera mempersiapkan diri untuk menuju venue FKL 6 yang terletak di daerah dusun Langai, desa Sumber Kolak, Kabupaten Situbondo. Karena acara FKL 6 akan dimulai setelah Isya dan saya sudah terlanjur sampai terlebih dahulu, maka saya memutuskan untuk berkumpul dan berbincang-bincang dengan para blogger asal Situbondo lain.
Singkat cerita saya pun berangkat menuju Nine Cafe, disana bertemulah saya dengan cak Imron (pengasuh ngaleleng.com sekaligus bapak komunitas Situbondo) serta mas Farhan (kepala suku takanta.id). Kami berbincang banyak hal, mulai tentang Situbondo yang merupakan kota kelahiraan, serta berbagai hal lain. Dari diskusi tersebut dapat disimpulkan bebrapa hal yang saya rasa sangat berguna buat kalian yang ingin berkunjung ke Situbondo.
"Jangan pergi ke Situbondo jikalau kalian belum siap mengabadikan kenangan. Karena Situbondo adalah kota penuh kenangan, kota yang dihidupkan dengan pembangkit listrik tenaga air mata serta dipenuhi dengan banyak pengabdi kenangan serta penambang air mata"
untuk poin pertama di atas benar, sedangkan poin selanjutnya hanyalah candaan para single (biar gak ngenes disebut jomblo) yang mencoba tegar menerima kenyataan 😂
Setelah mengobrol dan diskusi lumayan lama, tak terasa matahari sudah mulai bersembunyi dan perlahan menghilanng di ufuk barat. Kami bertiga pun segera bersiap-siap menuju venue FKL 6.
Acara dimulai dengan doa bersama sebelum maghrib, lalu dilanjutkan dengan istirahat sejenak demi menghormati tahlilan yang diadakan masyarakat sekitar. Tepat setelah isya, acara dimulai dengan 2lagu yang dibawakan dengan cukup apik oleh band lokal yang turut serta memeriahkan FKL 6.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pembukaan yang cukup keren. Para panitia masuk ke panggung sambil mendorong sebuah gerobak sampah. Setalah itu, Pak Ti serta Tapu Kilap yang didapuk sebagai MC dari FKL 6 muncul dengan ajaib dari dalam gerobak sampah yang dibawa masuk kedalam pentas tersebut. Hal ini karena tema yang diangkat dalam FKL 6 kali ini adalah "Burombuh : Dibuang Sayang". Sebuah pembukaan yang memukau dan keren.
Baca juga : Kemeriahan Festival Rengganis 2019
Venue acara FKL 6 sendiri dipenuhi dengan sampah plastik yang didesain begitu keren sehingga tampak begitu elegan. Menurut tutran pak Tapu Kilap, venu acara FKL 6 menghabiskan sekitar 2019 botol plastik untuk dibuat sebagai tugu yang ada di pentas, serta 30.031 botol plastik juga digunakan sebagai penghias serta dekorasi dalam acara FKL 6 yang diadakan tanggal 30-31 Agustus 2019 tersebut.
Acra kemudia dilanjutkan dengan penampilan ciamik dari para talent serta bintang tamu. Selain itu ada beberapa hal menarik yang terjadi dan mungkin bakal sulit dilupakan karena telah menjadi kenangan (lagi-lagi kenangan 😌) seperti kerasukan seusai penampilan bantengan Probolingo serta antusiasme penonton saat Kerontjong Petir menampilkan lagu cendol dawet barengan dengan Pak Ti dan Mas Aligardy. Acara FKL benar-benar pecah malam itu.
Venue yang terasa dingin karena angin malam berubah menjadi hangat akibat antua\siasme serta kebahagiaan yang meliputi malam itu (hati saya yang dingin karena kesendirian juga terasa hangat, walau hanya sesaat 😓). Secara keseluruhan FKL 6 begitu luar biasa serta begitu membekas.Banyak hal terjadi, kenangan tercipta, serta kehangatan sesaat terasa.
Nah, buat kalian yang tiba-tiba ingin juga jadi penonton FKL selanjutnya, mungkin ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Sepertinya acara festival lainnya, panitia FKL juga mengadakan PO merchandise dan kaos FKL tiap tahunnya, jika kalian ingin turut serta bisa tuh ikut bersumbangsih melakukan PO merchandise.
Jika kalian turut serta menonton FKL selanjutnya, saya sarankan untuk tidak banyak mengabadikan momen. Perbanyaklah menikmati momen, karena bagian dokumentasi sudah ada, jadi nikmatilah FKL secra utuh.
Hal terakhir yang tak kalah penting, sebagai calon penonton FKL, persiapkanlah sedikit ruang untuk menyimpan kenangan. Entah kalian hadir sendiri atau berpasangan, karena sekali lagi, FKL itu penuh dengan kenangan.
Salam hangat dari Situbondo 😀
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.