10 Orang Mahasiswa KKN LP2M dari Universitas Jember berkunjung ke pondok kopi |
Gunung Argopuro dan Rengganis adalah beberapa di antara
banyak puncak di Jawa Timur yang memiliki pemandangan yang cukup eksotis.
Pegunungan Argopuro juga merupakan destinasi pendakian yang memiliki banyak
sekali peminat dan sering didaki oleh banyak pendaki dari seluruh Indonesia.
Selain dikenal dengan event tahunan Festival Argopuro dan
Festival Rengganis, di daerah Sumber Malang (spot awal pendakian) juga ada
sebuah tempat dimana kita bisa menikmati kopi yang begitu nikmat.
Yaa, sebagai sebuah dataran yang berada di ketinggian.
Tentunya salah satu produk unggulan dari tanah pegunungan adalah kopi dan
tehnya. Selain 2 komoditas tersebut, sebenarnya daerah pegunungan juga dikenal
sebagai sentra produksi tembakau yang memiliki citarasa yang khas dan enak
dibuat tingwe (linting dewe)
Nah, dalam kesempatan ini aku bakal sharing pengalamanku
menikamti kopi di pegunungan. Ceritanya berawal dari sebuah chat dari Mas Joe,
ya yang punya joecandra dot com itu. Chat itu awalnya hanya berisi keprihatian
saya dan mas Joe melihat begitu banyak potensi wisata lokal kampung halaman
kami yang belum dimaksimalkan dan tidak terlalu mendapat ekspos dari
pemerintah. Maklum, kecintaan terhadap bumi kelahiran lah yang menggerakkan
kami berdua. Akhirnya setelah panjang lebar chat dan cerita via sosial media,
kami memutuskan untuk pergi ngeliput dan bikin konten di daerah Plaza Rengganis
(tulisannya bisa kalian simak disini).
Setelah mendapat footage dan foto yang cukup, kami pun
memutuskan untuk pulang alias turun ke bawah. Nah di perjalanan kok rasanya ya
ngantuk dan lelah. Kami pun memutuskan untuk berhenti sekedar menikmati
secangkir kopi guna mengusir kantuk dan melepas lelah.
Karena ketidak tauan akan medan dan ya karena memang kita belum pernah pergi kesana
sebelumnya, kami pun berpasrah kepada google. Terketiklah rumah ngopi di
argopuro. Hasil pencarian google pun mengantarkan kami ke Pondok Kopi.
Sesampainya di Pondok Kopi kita sedikit bingung, ini rumah
atau kedai kopi. Karena memang bagian depanya berdiri beberapa joglo bambu.
Kami pun bertanya tentang Pondok Kopi. Masyarakat sekitar membenarkan, akhirnya
kami pun terduduk di ruang tamu. 2 cangkir kopi tersajikan setelahnya. Setelah
sedikit berbasa basi kami pun menikmati sajian kopi tersebut.
Nah, ditengah kenikmatan ngopi ini lantas banyak percakapan
yang terjadi dan banyak pula jawaban yang akhirnya aku sendiri ketahui.
Pondok Kopi Adalah Rumah!
Ya! Pondok kopi memang rumah, bukan warung maupun cafe. Tapi
disini kita bisa menikmati secangkir kopi arabica secara Cuma-Cuma. Terus
kenapa dinamai rumah kopi? Karena di rumah ini sebenarnya dalah sentra produksi
kopi lokal pegunungan argopuro. Bentuknya memang rumah karena setiap hari
memang berfungsi sebagai rumah, didepannya berdiri beberapa joglo bambu guna
tempat bersantai dan menikmati kopi khas argopuro.
Sudah Dieksport Sampai ke Korea
Dari percakapan tersebut, aku juga amat terkejut karena kopi
lokal argopuro sudah di eksport sampai ke Korea. Sayang, mereka belum bisa
mengeksportnya secara langsung tapi melalui eksportir dan pemasok dari bandung.
Jadi kalau kalian liburan ke Korea dan menikmati kopi enak, coba ditanya tuh!
Siapa tau kopi tersebut berasal dari pegunungan Argopuro
Mayoritas Kopi Argopuro adalah Arabica
Selain itu, diberi tau juga kalau komoditas panen kopi di
wilayah pegunungan argopuro ini 95% adalah kopi Arabica dan hanya 5% Robusta.
Untuk panen raya di pegunungan argopuro biasanya berbarengan dengan perayaan
Festival Rengganis, jadi buat kalian yang ingin ngopi sekaligus nyobain sensasi
metik kopi atau sekedar pengen tau proses pengolahan kopi dari buah sampai
tersaji dalam secangkir kopi bisa tuh datang dan ikut meramaikan festival Rengganis
tahun depan. Oh iya, jika kalian ingin tau keseruan Festival Rengganis tahun
2019 bisa baca ceritanya disini
Kopi Arabica Nikmat dan Berciri Khas
Sebagai orang yang masih baru paham tentang kopi. Saat
disajikan kopi lokal argopuro saya menebak kalau kopi itu adalah robusta, namun
beberapa saat kemudia rasa kecut khas kopi arabica mulai menyeruak. Akupun
bertanya ke mas Joe, takutnya cuman diriku sendiri yang merasakannya. Ternyata
mas Joe juga merasakan cita rasa yang sama. Kami pun bertanya kepada tuan
rumah, dan benar kopi Argopuro memang memiliki ciri khas kopi Arabica tersebut.
Kalau aku sih nyebutnya after effect ngopi. Jadi taste kecut arabica nya tuh
baru berasa beberapa saat setelah kopi tercecap oleh indra.
___
Kalian punya rencana untuk mendaki gunung Rengganis atau
Argopuro? Aku saranin sempetin buat mampir dan nikamti kopi di Pondok Kopi.
Dijamin kalian bakal ketagihan! Oh iya, di Pondok kopi juga menjual bubuk kopi
yang bisa kita beli, mau 1 kilo, setengah kilo terserah kemauan kita.
Nah, akhirnya setelah menikmati kopi yang nikmat itu dan
bercengkrama dengan bapak-bapak yang punya Rumah Kopi, kami pun turun dan
kembali ke kehidupan masing-masing kwkwkw
Salam hangat! Jangan lupa ngopi hari ini ya!
____
Sumber gambar :
Akun facebook Pondok Kopi
Dokumentasi pribadi
Sumber gambar :
Akun facebook Pondok Kopi
Dokumentasi pribadi
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.