Meminta maaf adalah respon alami yang dilakukan setiap orang setiap kali melakukan kesalahan. Hal yang cukup mudah namun ternyata sangat sulit untuk dilakukan.
"Ketika kesetiaan menjadi barang mahal. Ketika kata maaf terlalu sulit untuk diucap. Ego siapa yang sedang kita beri makan?". -Fiersa Besari
Minta maaf adalah ungkapan sehari-hari yang punya makna dan peran yang tidak bisa diremehkan. Sebuah permintaan maaf sangat mudah untuk diucapkan, namun sangat sulit untuk dilakukan. Sebuah permintaan maaf yang tulus biasanya melewati 4 tahapan dasar yaitu mengakui, menyesali, mengklarifikasi dan mengganti rugi.
4 Tahapan meminta maaf tersebut adalah ungkapan dari Prof. Aaron Lazare, seorang Profesor Psikiatri di University of Massachusetts, Amerika Serikat.
Sebagai respon dasar setiap orang jika melakukan kesalahan, ucapan maaf adalah hal yang biasa didengar. Saking seringnya, terkadang sebuah permintaan maaf dianggap tidak cukup. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan kata maaf jadi tidak berarti.
Meminta Maaf saja tidak cukup!
Sering bukan mendengar kata tersebut (?) Saya pribadi sering mendengar hal tersebut, ntah dari teman atau di sosial media yang belakangan tak bisa lepas dari kehidupan.
Minta maaf adalah salah satu cara meredam konflik dan memperbaiki sebuah hubungan yang retak. Kendati sekilas terasa melegakan, minta maaf tak melulu berdampak positif kesehatan fisik dan mental seseorang. Ada kalanya, minta maaf justru berdampak negatif bagi seseorang.
"Tergantung niat meminta maaf. Dampaknya bisa positif atau negatif bagi kesehatan mental," kata Daniel Watter, PhD, psikolog klinis di Morris Psychological Group New Jersey, seperti dilansir Everyday Health.
Watter menjelaskan, meminta maaf yang tidak didasari ketulusan bisa memicu emosi negatif seseorang. Efeknya bisa memicu depresi, gangguan kecemasan, stres, penyakit tukak lambung, nyeri otot, bahkan penyakit jantung.
Ngeri... 😱😱
Meminta maaf dengan terpaksa tanpa dilandasi rasa benar-benar menyesal juga dapat mengikis rasa percaya diri seseorang.
Serem..........😱😱
Tapi, sebaliknya, saat minta maaf dilakukan dengan tulus dan dari lubuk hati paling dalam, seseorang bisa melepaskan diri dari jerat emosi negatif, memperbaiki suatu hubungan, mengurangi stres, menyeimbangkan hormon dan tingkat energi.
Nah! Ini mantep! 💪👍👍
Terlepas dari dampak positif dan negatifnya bagi seseorang, minta maaf bukan sesuatu yang mudah bagi sebagian orang.
Lalu, meminta maaf yang tulus itu bagaimana?
Profesor Roy Lewicki dari jurusan administrasi bisnis, Ohio State University, Amerika Serikat melakukan sebuah eksperimen dengan mengikutsertakan 755 subjek yang memperoleh hasil yang cukup menarik.
Dari penelitian yang dilakukan tersebut, mengungkapkan bahwa permintaan maaf yang tulus membutuhkan 6 buah unsur. Semakin banyak unsur yang terpakai, semakin besar kemungkinan orang tersebut akan memaafkan.
Adapun unsur-unsur tersebut meliputi :
- Menunjukkan penyesalan
- Menjelaskan apa yang salah
- Mengakui tanggung jawab
- Berjanji tidak akan mengulangi
- Mengusulkan kompensasi atau balasan
- Meminta maaf
Diantara 6 unsur di atas, poin nomer 3 "Mengakui tanggung jawab" memperlihatkan efek yang paling besar. Hal tersebut berdasar kepada pengakuan akan tanggung jawab dan perncerminan maaf yang tulus. Posisi selanjutnya diikuti oleh poin nomer 5 karena orang-orang mengharapkan kompensasi yang nyata. Poin 1,2 dan 4 menempati posisi ke-3 dan poin nomer 6 "Meminta maaf" memberikan efek yang paling rendah. Kata "Maafkan aku" terkesan usang sehingga tidak efektif.
Berikut, beberapa contoh bentuk permintaan maaf yang efektif :
- "Secara keseluruhan, ini tanggung jawab Saya. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi."
- [3. Mengakui kesalahan]
- "Saya akan mengganti rugi, bukan hanya kerugian finansial, melainkan juga kerugian moril."
- [5. Mengusulkan kompensasi atau balasan]
- "Saya benar-benar menyesali perbuatan Saya."
- [1. Menunjukkan penyesalan]
- "Saya akan menjelaskan dengan sebenarnya bagaimana ini bisa terjadi."
- [2. Menjelaskan apa yang salah]
- "Saya akan lebih berhati-hati agar hal seperti ini tidak terjadi lagi."
- [4. Berjanji tidak akan mengulangi]
- "Tolong maafkan Saya kali ini saja."
- [6. Meminta maaf]
Kita semua pernah berbuat salah dan membuat kesalahan. Hal yang paling penting adalah sikap Kita menghadapinya. Jangan takut mengakui kesalahan, dan percaya dirilah. Meminta maaf bukan berarti Kita lemah.
____
Sumber gambar :
https://unsplash.com/photos/r_ozTEle2vo
Sumber Rujukan :
Oh Su Hyang, "Komunikasi itu ada seninya", BIP Kelompok Gramedia, 2020
2 Komentar
Hm ... Dari dahulu sampai sekarang, kata maaf mudah diucapkan. Sulit dilaksanakan.
BalasHapusMudah terucap, namun sulit untuk dibuktikan dalam wujud dan perilaku
HapusAnda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.