Selamat Pagi semuanya!
Pasti sekarang kalian udah mulai mati gaya di rumah nih semenjak PPKM Darurat dari tanggal 3 sampai 20 Juli. Tapi udah pada denger gak nih bahwa para ahli memprediksi COVID-19 baru akan reda dan selesai pada tahun 2024.
PANIK GAK ???
PANIK GAK ???
EITSS…. Jangan panik dulu Gengs !
Ada banyak kegiatan yang bisa Kita lakukan selama PPKM agar dapat mengisi waktu luang yang begitu banyak. Sebut saja membaca, menulis, menonton dan berbagai kegiatan positif lainnya.
Bagiku, PPKM menjadi waktu yang tepat untuk menuntaskan gairah membaca yang selama ini banyak berkurang akibat kesibukan berkuliah dan mengikuti berbagai kemahasiswaan baik intra maupun ekstra.
PPKM menjadi momen untukku semakin membenamkan diri ke dalam berbagai bacaan dan buku. Baik buku baru maupun buku lama yang kubaca kembali karena lupa dengan keseluruhan isi atau sekedar ingin bernostalgia dengan bacaan-bacaan tersebut.
Salah satu buku yang kembali kubaca dan cukup kunikmati adalah “Sepotong Senja untuk Pacarku” karya Seno Gumira Ajidarma. Penulis senior yang cukup terkenal dengan cinta dan senjanya.
|
Sepotong Senja untuk Pacarku dengan cover baru dan amplop suratnya. (via podcastguru.io) |
Cerita Cinta Penuh Makna dalam Keindahan Senja
Buku Sepotong Senja untuk Pacarku merupakan kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma. Sebelum lanjut bahas tentang hal seru yang membuat buku ini Worth untuk dibaca, alangkah baiknya kalau Kita lihat terlebih dahulu cerita-cerita yang menyusun buku tersebut apa saja.
Sepotong Senja untuk Pacarku
|
Harian Kompas, Minggu, 9 Februari 1991. Dimuat kembali dalam Pelajaran Mengarang (Cerpen pilihan Kompas 1993)
|
Jawaban Alina
|
Dipublikasikan pertama kali sebagai "Alina's Reply", terjemahan Michael H. Bodden; dalam pembacaan berbahasa Inggris untuk publik pada Fiction Reading, department of Writting, University of Victoria, 10 Oktober 2001; Dimuat kembali dalam Ajidarma (2002)
|
Tukang Pos dalam Amplop
|
Dimuat pertama kali sebagai "The Postman in the Envelope" dalam Ajidarma (2002). Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Michael Bodden.
|
Jezebel
|
Harian Media Indonesia, 10 Oktober 1999
|
Ikan Paus Merah
|
Harian Kompas, Minggu, 28 November 1999
|
Kunang-kunang Mandarin
|
Harian Republika, 27 Februari 2000; diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Wawan Eko Yulianto sebagai "The Mandarin Fireflies", dimuatdalam Lanette Cadle dan Marcus Cafagna (peny.), Moon City Review: an Annual of Poetry, Story, Art, & Criticism (2010).
|
Rumah Panggung di Tepi Pantai
|
Harian Suara Pembaruan, 12 Maret 2000
|
Peselancar Agung
|
Harian Republika, 12 Mei 2000
|
Hujan, Senja, dan Cinta
|
Harian Kompas, Minggu, 13 Agustus 2001; dimuat kembali dalam Ajidarma (2014)
|
Senja Hitam Putih
|
Perttama kali terbit dalam bahasa inggris dengan judul Twillight in Black and White dalam majalah Latitudes (Denpasar) Maret 2001, terjemahan John MacDougall
|
Mercusuar
|
Belum pernah dipublikasikan
|
Anak-anak Senja
|
Mingguan Kawanku, No.36/XXX, 26 Februari-4 Maret 2001
|
Senja yang Terakhir
|
Belum pernah dipublikasikan
|
Senja di Pulau Tanpa Nama
|
Koran Tempo, Minggu, 7 Maret 2005
|
Perahu Nelayan Melintas Cakrawala
|
Dipublikasikan pertama kali dalam Ajidarma (2007)
|
Senja di Kaca Spion
|
Harian Suara Pembaruan, Maret 2007; dimuat kembali dalam Ajidarma (2007)
|
Soenggoe poen boekan tjetjoengoek, hamba wet mentjarinja satoe
perkara. Seroe, tegang, mendjengkelkan, dari awal sampei achirnja. Didjamin
bikin moelas peroet.
- Kalimat pembuka dalam Sepotong Senja untuk Pacarku (Seno Gumira Ajidarma)
Buku yang merupakan kumpulan karya Seno Gumira Ajidarma ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 2002 dan kemudian dicetak kembali dengan cover baru pada bulan Februari tahun 2016. Buku dengan tebal 208 halaman ini merangkum karya-karya fenomenal Seno Gumira Ajidarma dengan rincian berupa 14 karya yang sudah pernah dipublikasikan di media masa dan 2 buah karya yang belum dipublikasikan sebelumnya.
Buku kumpulan cerpen ini berfokus kepada cerita Sepotong Senja untuk Pacarku yang juga sekaligus menjadi judul dari buku ini. Cerpen tersebut juga merupakan cerpen pembuka dari trilogi Alina yang terdiri dari "Sepotong Senja untuk Pacarku", "Jawaban Alina", dan "Tukang Pos dalam Amplop".
Trilogi Alina akan menjadi cerita pembuka dalam buku tersebut dan kemudian dilanjutkan dengan cerita lain sesuai dengan urutan yang Aku tulisankan di tabel sebelumnya.
Berlayar di antara Senja bersama Sukab dan Alina
Seno Gumira Ajidarma cukup dikenal dengan cinta dan senja yang begitu ia cintai. Saking cintanya, perjalanan cinta Sukab dan Alina tidak pernah lepas dengan suasana senja yang tenang dan menghanyutkan. Buku "Sepotong Senja untuk Pacarku" semakin meneguhkan kecintaan Seno akan Cinta dan Senja. Dua hal yang saling terikat dan tidak bisa dipisahkan.
Melalui buku yang diterbitkan di tahun 2016 tersebut, Seno bercerita banyak tentang perjalanan cinta Sukab dan Alina dengan ditemani suasana indah temaram senja. Tidak berhenti sampai disitu, saking dari cintanya, Sukab sampai-sampai mengirimkan sepotong senja dalam sepucuk surat kepada sang kekasih. Aneh! Tidak masuk akal! Tapi disana, keajaiban cinta dengan balutan senja tercipta.
Melalui keindahan senja yang dideskripsikan dalam beberapa kalimat indah nan aduhai yang kalau Kita mengambil istilah yang dipakai oleh Sukab
Untuk apa senja yang bisa membuat seseorang ingin jatuh cinta itu jika tak ada seekor dinosaurus pun menikmatinya?
Benar, dalam buku ini. Senja menjadi sebuah mahakarya, senja menjadi sebuah hal yan suci, senja menjelma jutaan makna.
Untaian bait dari kalimat per kalimat menjelmakan senja yang begitu indah dan mempesona. Membuat panorama senja membekas dan terbenam dalam ingatan. Menyihir pembaca dengan senja yang begitu indah digambarkan dalam kata. Begitulah senja! Menjadi sebuah mahakarya di tangan Seno.
Melalui 16 cerita pendek yang tersaji dalam buku tersebut, Senja menjelma jutaan makna. Mulai dari sekedar pemandangan indah di penghujung hari, hingga menjelma kritik sosial terhadap kondisi yang ada pada masanya.
Sukab sangat mencintai Alina gadis pujaan hatinya. Layaknya pria pada umumnya, ia pun ingin memberikan hal spesial kepada sang pujaan hati. Tapi siapa sangka jika Sukab rela memotong senja diujung cakrawala dan memasukkannya ke dalam amplop untuk dikirim kepada Alina. Dunia menjadi gempar ketika diketahui senja telah dicuri. Sebegitu cintanya seorang Sukab pada gadis bernama Alina yang belum tentu mencintai dirinya. Tapi bukan Sukab namanya jika tidak memperjuangkannya
Itulah gambaran dari Sepotong Senja untuk Pacarku yang menjadi cerita pembuka dalam buku Sepotong Senja Untuk Pacarku. Seperti biasa SGA menuliskannya dengan gaya yang absurd tapi unik. Di setiap awal cerita, Kita disuguhi dengan tulisan dengan pengejaan zaman dahulu yang menarik dan membuat Kita menebak-nebak apa isi dari cerita tersebut.
Judul ceritanya memang terlihat cukup gombal, tapi jika dari segi isi selalu saja ada penafsiran yang berbeda ketika selesai membaca tulisan Seno. Secara keseluruhan memang di dalamnya menceritakan tentang romance yang dibalut dengan sastra. Tema umum di mana seorang pria yang rela melakukan apa saja untuk menunjukkan kesetiaannya.
Meski tema yang diangkat umum, namun untaian kata yang membangun kisah tersebut dihadirkan dengan gaya yang baru oleh Seno. Membuat cerita tentang pria setia yang berjuang untuk cintanya tidak sekedar menjadi kisah yang klise.
Beranjak kepada cerita "Hujan, Senja dan Cinta". Dalam cerita ini, tokoh prianya ingin menujukkan kesetiaannya pada wanita itu meskipun ia telah menikah dengan memberikan hujan kemana pun wanita itu pergi. Bisa diibaratkan lelaki itu setia seperti hujan yang selalu mengikuti kemanapun wanita itu pergi. Jika dipikir mungkin sedikit membuat dahi mengernyit yah. Tapi itulah Seno, mampu menuliskan hal yang tidak terpikirkan menjadi suatu cerita yang menarik. Seakan ada magis dalam setiap kata yang terangkai.
Terdiri dari banyak kisah cinta, namun bukan kisah cinta yang biasa. Selalu dengan senja, kisah cinta yang ada dalam buku tersebut memiliki banyak penafsiran dan makna. Bisa dilihat dalam "Balasan Alina". Itu bukan hanya sekedar penolakan cinta saja tetapi di dalamnya mengandung makna musnahnya umat manusia akibat bencana.
Jadi seperti biasa, selalu ada hal yang bisa diambil dari tulisan Seno yang dapat kita resapi dan pada akhirnya menjadi bahan introspeksi buat masing-masing pembaca.
Senja dengan Jutaan Maknanya
Hal menarik lain dalam buku "Sepotong Senja untuk Pacarku" adalah deskripsi mengenai senja yang begitu indah. Aku pribadi adalah penikmat senja. Menikmati keindahan senja yang menjadi penutup hari di ufuk barat, jadi tidak heran jika cerita-cerita di dalamnya dapat membuat Aku terlena. Apalagi ketika membayangkan senja yang dipotong lalu dimasukkan ke dalam amplop itu terasa luar biasa.
Sekarang, teknologi sudah berkembang cukup pesat, senja bisa diabadikan dengan kamera ponsel yang canggih. Resolusinya cukup bagus untuk memotret senja dan mengabadikannya sampai kapan pun. Tapi lain halnya dengan saat ditulisnya cerpen ini, yaitu pada 1991. Di mana saat itu kamera masih jarang dan hasilnya pun masih seadanya.
Jadi aku bisa merasakan euforianya Sukab ketika mampu menyimpan potongan senja secara utuh. “Di saat teknologi masih tidak mungkin, dalam sastra itu mungkin,” begitu ucap Seno di dalam suatu sesi wawancaran di televisi lokal ketika ditanya mengenai buku ini.
Terkait dengan narasi, Seno menyelipkan beberapa kalimat dari karya-karya penulis terkenal. Seperti misal mengutip 1 bait puisi atau 1 kalimat penggalan cerpen. Contohnya adalah kutipan yang kuimbuhkan dalam tulisan ini. Tapi hal tersebut tidak menjadi gangguan ketika membaca. Melainkan memuncukan sebuah pemikiran yang menarik, mungkin saja Seno terinspirasi membuat satu cerita utuh atau 1 kalimat setelah membaca karya-karya tersebut. Bisa jadi, pikiranku terbang berelana dalam imajinasi yang terangkai oleh jutaan senja.
Hal tersebut di atas menggambarkan bahwa inspirasi bisa datang darimana saja bahkan dari sesama penulis itu sendiri. Seperti terlihat pada bagian akhir buku ini terselip sebuah sajak dari Sutardji Calzoum Bachri berjudul Perjalanan Kubur yang mana di bagian akhir puisi tersebut menyebut nama ‘Alina’ yang juga digunakan Seno menamai tokohnya dalam cerpen.
|
Epilog buku Sepotong Senja untuk Pacarku. (Dokumen Pribadi) |
Dibacakan Dengan Apik dan Menyentuh
|
Abimana Aryasatya membacakan Sepotong Senja untuk Pacarku. (SS Channel Youtube SPASI) |
Alasan lain membaca kembali Sepotong Senja untuk Pacarku juga dikarenakan pembacaan Trilogi Alina yang sempat kutonton di kanal Youtube. Dengan suara yang khas, Abimana Aryasatya membacakan Sepotong Senja untuk Pacarku dengan cukup apik.
Balasan Alina dibacaka oleh Dian Sastro dengan penampilan yang tak kalah apiknya dan ditutup dengan pembacaan monolog Tukang Pos dalam Amplop yang dibawakan oleh Butet Kartaredjasa.
Meski tidak semua tulisan dan kisah yang ada dalam buku Sepotong Senja untuk Pacarku dibacakan, namun 3 cerita tersebut sudah cukup menggambarkan kedalaman cerita dan kisah yang ada dalam buku tersebut. 3 buah kisah yang penuh magis dengan gambaran senjanya yang begitu indah. Menjadi pelengkap untuk 16 kisah yang ada dalam buku tersebut.
Kritik Sosial dalam Balutan Senja
Karya-karya dalam buku Sepotong Senja untuk Pacarku, selain menggambarkan betapa piawainya Seno menggambarkan senja. Karya dalam buku tersebut juga semakin menggambarkan Seno sebagai sastrawan yang peka terhadap realitas sosial.
Namun, meski Sepotong Senja untuk Pacarku merupakan karya yang cukup politis dan penuh dengan kritik. Seno mampu menyuguhkannya secara cukup apik. Menitipkan pesan-pesan moral dan kemanusiaan sembari memberikan kritik dengan bahasa yang cukup indah selayaknya senja di tepi pantai.
Membaca Sepotong Senja untuk Pacarku seakan membawa Kita bernostalgia dengan karya-karya sastra yang lahir dan tumbuh di tahun 1970 hingga akhir order baru. Angkatan 66 yang terkenal dengan ciri khas tulisannya yang bercorak politis; beraliran surealistik; dan banyak menyuarakan kritik sosial.
Jika didalami lebih jauh, Sepotong Senja untuk Pacarku adalah karya yang cukup apik dan menggambarkan dengan jelas kondisi sosial yang berkembang di kala itu. Melalui keindahan kata-kata yang tersusun dalam setiap cerita pendek yang ada dalam buku tersebut, Seno berhasil menyampaikan kritik sosial sembari menyuguhkan cerita yang luar biasa dengan sepotong senja yang cukup indah tentunya.
|
Sumber gambar : https://www.azquotes.com |
Kritik sosial Seno Gumira Ajidarma cukup dikenal berkat buku "Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara" yang terbit pada 1997 serta penghargaan Dinny O'Hearn untuk kesusaatraan pada tahun yang sama berkat kumpulan cerita berjudul Saksi Mata kembali meneguhkan sikap dan kritiknya melalui Sepotong Senja untuk Pacarku.
Data Lengkap Buku
Judul Buku
|
Sepotong Senja untuk Pacarku
|
Penulis
|
Seno Gumira Ajidarma
|
Cetakan
|
2016
|
Penerbit
|
PT. Gramedia Pustaka Utama
|
Tebal Buku
|
208 Halaman
|
Sepotong Penutup
Secara keseluruhan, buku Sepotong Senja untuk Pacarku bagi yang biasa membaca novel bergenre ringan seperti teenlit, young adult atau romance biasa mungkin agak kesulitan dalam mencerna apa yang ditulis di dalam cerita ini. Tapi menurutku, tulisan Seno itu termasuk sastra yang ringan dan mudah dipahami. Jadi bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Hal tersebut senada dengan pengantar yang ditulis oleh Seno di awal buku ini bahwa kumpulan cerita ini sama halnya dengan satu loyang pizza dimana pizza itu sama tapi dengan bagian-bagian yang berbeda dan dengan adanya para pembaca membuat loyang pizza itu tidak selalu lingkaran, melainkan bebas sesuai hati dan pikiran para pembaca.
Buku ini juga menyampaikan banyak pesan moral yang dapat bermanfaat untuk para pembaca. Itulah mengapa aku memutuskan untuk membaca kembali buku Sepotong Senja untuk Pacarku.
Referensi :
https://www.merdeka.com/jabar/pandemi-covid-19-diprediksi-selesai-tahun-2024-begini-kata-kadinkes-kota-cirebon.htmlhttps://catatankecildravia.wordpress.com/2017/09/12/review-sepotong-senja-untuk-pacarku/
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/kritiksastra/KRITIK%20SASTRA%20DAN%20GERAKAN%20ESTETIKA%20SASTRA
https://www.ruangguru.com/blog/karakteristik-karya-sastra-indonesia-tiap-angkatan
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2012/09/120903_tokoh_agustus2012_senogumiraajidarma
23 Komentar
Buku ini jadi ngingetin saya zaman kuliah dulu. Banyak teman yang udah bilang bagus tapi saya nggak kunjung tergerak untuk membacanya. Mungkin next time deh saya cari dan pinjam di iPusnas.
BalasHapusAyoooo Kak, saatnya baca. Satu lagi dorongan dariku nih! Rekomendasi banget untuk dibaca dan menjadi teman santai sambil menikmati cerita tentang senja yang indah
HapusSepakat nih sama SGA, senja memang bisa menggambarkan segala rasa. Sebagaimana puisi yang pernah kubuat juga, tentang senja. Tapi lebih identik dengan kerinduan gitu kali ya, hihi..
BalasHapusSenja dapat memiliki berbagai macam makna. Dalam salah satu cerita yang ada dalam Sepotong Senja untuk Pacarku. Senja digambarkan sebagai kemakmuran yang kemudian diambil alih dan dicuri meski pada dasarnya hal tersebut hanya milik dan untuk kepentingan segelintir orang saja
HapusTerimakasih banyak telah berkunjung
Buku favorit aku banget satu ini, aku bahkan sesuka itu sampai baca berkali-kali. Tapi memang karya Seno Gumira termasuk seleraku banget istilahnya, bahkan buku-buku tentang politik karya beliau pun aku baca.
BalasHapuswahhh satu frekuensi nih, salam kenal Kak. Sesama penikmat senja dan tulisan Seno Gumira Ajidarma
HapusMembaca tulisan ini, kurasa mas Rahman orangnya romantis, puitis dan sabar hahaha :) Iya dong, percaya deh :) Sepotong Senja untuk Pacarku ini menarik sekali dan menyentuh sanubari. Karya2 sastra di tahun 70-an ini juga sarat dengan kritik sosial ya. Keren.
BalasHapusBenar, karya-karya penyair dan sastrawan yang hadir dan menjadi bagian dari angkatan 66 punya ciri khas dan karakternya tersendiri. Sama dengan penulis-penulis dari angkata lain yang juga punya karakternya masing-masing (tanpa mengkotak-kotak an para penyair, karena pada dasarnya mereka semua sama)
HapusTerimakasih banyak telah berkunjung Mbak Nurul,,, tulisan liburanmu selalu bikin Aku jadi pengen keluar juga. Jadi pengen segera cus jalan-jalan menikmati pemandangan
summary bikin tambah menarik ceritanya...
BalasHapus👍👍
Yuk baca yuk.....
Hapusmari.....
HapusPengen baca karya2 Seno Gumira Ajidarma deh puitis ya dan realistis ya jadi pengen mengenal lebih jauh karya-karyanya deh
BalasHapusrekomendasi banget Mbak, selamat terjun dan tenggelam dalam karya-karya Seno dan Senjanya
Hapuswah baca epilognya aja udah mak deg, Kak.. makasih buat sharingnya. aku belum pernah baca buku ini, kalo kupikir2 lagi sudah lama aku gak membaca novel2 baru huhu
BalasHapusMari kembali membaca, banyak buku keren dan menarik yang nunggu dipidang di toko buku Kak :D
HapusJadi penasaran sama bukunya. Baca sharingnya aj bikin deg deg an hahahaa
BalasHapusMari menikmati senja dalam rangkaian kata
HapusSudah lamaa banget nggak baca lagi karya SAG. Dulu berasa keren sekali kalau baca cerita2 beliau :D. Jujur saya baru ingat nama Alina setelah baca tulisan ini. Nama yang nyantel di ingatan saya dari cerita2 SAG adalah SUkab. Soalnya sering nongon juga di cerita lainnya.
BalasHapusSukab dan Alina merupakan 2 tokoh yang cukup kental dan dikenal dalam hampir semua cerita karya SGA. Sampai sekarang pun SGA masih sering menggunakan nama sukab dalam tulisan santai dan celotehnya di panajournal
Hapuswah menarik ini ya. sudah lama gak pernah baca buku2nya. rindu tapi apa daya mataku sekarang susah diajak kompromi untuk bisa baca lama
BalasHapusBuku ini merupakan kumpulan cerpen, cerita-cerita pendek yang dapat dibaca secara perlahan. Menghabiskan waktu senggang dengan membaca sepotong 2 potong kata yang merangkai sebuah cerita.
HapusTerimakasih banyak Mbak Tira sudah mampir
Cerita tentang senja memang menarik untuk dibaca. Aku pengen banget baca bukunya, biar tau lebih dalam isinya
BalasHapusKonten-konten yang ada di dalam buku sekarang sepertinya sudah banyak tersedia di Internet. Hal tersebut karena tulisan tersebut merupakan kumpulan tulisan yang sudah dipublikasikan sebelumnya, beberapa tulisan bisa dibaca dan dicari mengacu kepada list cerita yang ada di tulisan ini kok
HapusAnda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.