Teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat massif. Banyak dampak yang terjadi akibat perkembangan teknologi tersebut, baik dampak positif maupun dampak negatif dapat terus kita rasakan hingga saat ini.
Salah satu bentuk adanya perkembangan teknologi yakni dengan hadirnya gadget atau gawai yang menjadi salah satu media yang dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia.
Contoh dampak positif dari gadget seperti menjadi alat atau media untuk berkomunikasi, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada pada jarak yang jauh. Kemudian menjadi alat untuk mencari informasi, sebagai alat transaksi, dan lainnya.
Sementara itu sebagai salah satu bentuk contoh dampak negatif dari gadget adalah terjadinya kecanduan gadget pada anak.
Saat ini penggunaan gadget tidak terbatas seperti dahulu, kini penggunaan gadget tersebar di seluruh kelompok usia dari anak-anak hingga orang tua.
Kecanduan gadget ini biasanya terjadi pada kelompok usia anak-anak yang disebabkan karena tidak adanya pembatasan penggunaan gadget oleh orang tua.
Tidak sedikit orang tua kerap kali menjadi gadget sebagai teman sang anak, bahkan dewasa ini banyak ditemui anak-anak yang sudah memiliki gadget sendiri.
Orang tua mempunyai kewajiban untuk mengontrol tingkah laku anak termasuk dalam bermain gadget.
Banyak hal-hal dalam gadget yang membuat anak menjadi kecanduan, seperti game online dan hal-hal lain yang ada dalam gadget.
Tidak hanya kecanduan game yang terdapat dalam gadget, anak-anak juga bisa saja kecanduan hal lainnya seperti media-media sosial dengan konten-konten yang beragam dengan membawa pengaruh dan dampak yang cukup signifikan.
Usia anak-anak merupakan usia yang rentan mudah terpengaruh terhadap terpaan-terpaan isi yang ada di dalam dunia gadget. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui dampak-dampak gadget agar dapat dilakukan upaya untuk mengantisipasi adanya kecanduan gadget.
Di sisi lain, bagi yang sudah terlanjur kecanduan maka diharapkan untuk melakukan upaya untuk dapat mengurangi hingga menghilangkan kecanduan tersebut.
Achmad Irfandi, pemuda asli Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, adalah salah satu tokoh penggerak dalam masalah kecanduan gadget.
Irfandi menjadi pencetus program Kampung Lali Gadget (KLG) sejak 1 April 2018 lalu. Kampung Lali Gadget (KLG) ini dicetuskan sebagai bentuk upaya preventif untuk mengatasi kecanduan gadget.
Irfandi menggerakkan program ini berdasarkan kekhawatirannya terhadap bahaya kecanduan gadget yang dialami anak-anak.
Salah satu bentuk adanya perkembangan teknologi yakni dengan hadirnya gadget atau gawai yang menjadi salah satu media yang dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia.
Gadget: Manfaat dan Sisi Negatifnya
Contoh dampak positif dari gadget seperti menjadi alat atau media untuk berkomunikasi, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada pada jarak yang jauh. Kemudian menjadi alat untuk mencari informasi, sebagai alat transaksi, dan lainnya.
Sementara itu sebagai salah satu bentuk contoh dampak negatif dari gadget adalah terjadinya kecanduan gadget pada anak.
Saat ini penggunaan gadget tidak terbatas seperti dahulu, kini penggunaan gadget tersebar di seluruh kelompok usia dari anak-anak hingga orang tua.
Kecanduan gadget ini biasanya terjadi pada kelompok usia anak-anak yang disebabkan karena tidak adanya pembatasan penggunaan gadget oleh orang tua.
Tidak sedikit orang tua kerap kali menjadi gadget sebagai teman sang anak, bahkan dewasa ini banyak ditemui anak-anak yang sudah memiliki gadget sendiri.
Orang tua mempunyai kewajiban untuk mengontrol tingkah laku anak termasuk dalam bermain gadget.
Banyak hal-hal dalam gadget yang membuat anak menjadi kecanduan, seperti game online dan hal-hal lain yang ada dalam gadget.
Tidak hanya kecanduan game yang terdapat dalam gadget, anak-anak juga bisa saja kecanduan hal lainnya seperti media-media sosial dengan konten-konten yang beragam dengan membawa pengaruh dan dampak yang cukup signifikan.
Usia anak-anak merupakan usia yang rentan mudah terpengaruh terhadap terpaan-terpaan isi yang ada di dalam dunia gadget. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui dampak-dampak gadget agar dapat dilakukan upaya untuk mengantisipasi adanya kecanduan gadget.
Di sisi lain, bagi yang sudah terlanjur kecanduan maka diharapkan untuk melakukan upaya untuk dapat mengurangi hingga menghilangkan kecanduan tersebut.
Program Preventif Cegah Kecanduan Gadget pada Anak
Achmad Irfandi, pemuda asli Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, adalah salah satu tokoh penggerak dalam masalah kecanduan gadget.
Irfandi menjadi pencetus program Kampung Lali Gadget (KLG) sejak 1 April 2018 lalu. Kampung Lali Gadget (KLG) ini dicetuskan sebagai bentuk upaya preventif untuk mengatasi kecanduan gadget.
Irfandi menggerakkan program ini berdasarkan kekhawatirannya terhadap bahaya kecanduan gadget yang dialami anak-anak.
Meski di kampungnya tidak ada kasus serupa, Irfandi menggerakkan kegiatan ini untuk mengantisipasi agar kecanduan gawai bisa terhindar di lingkungan tempat tinggalnya.
Fokus kegiatan ini mengadakan program konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional yang ternyata cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai.
Kampung Lali Gadget merekrut kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo. Pemberdayaan pemuda dan masyarakat dilakukan di dalam dan di luar desa.
Pemuda yang diberdayakan bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping. Aktivitas yang digelar di program ini mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, permainan tradisional.
Selain mengurangi kecanduan gawai, program ini juga membantu mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal.
Irfandi berharap program bisa berkembang dan menjadi desa wisata atau desa jujugan orang tua yang ingin berwisata edukasi dan menyembuhkan kecanduan gawai pada anaknya.
“Saya akan menambah SDM, mengembangkan program, dan melakukan yang usaha untuk Kampung Lali Gadget yang lebih baik,” ujar Irfandi.
Tim KLG berharap isu kecanduan gawai bisa diangkat secara nasional dan menjadi keprihatinan bersama sehingga setiap orang berusaha mengurangi dampak dari hal tersebut.
Menjadi sosok pencetus program ‘Kampung Lali Gadget (KLG) membuat Achmad Rifandi mendapatkan penghargaan sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021. (*)
Fokus kegiatan ini mengadakan program konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional yang ternyata cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai.
Dikemas Menarik dan Seru
Kampung Lali Gadget merekrut kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo. Pemberdayaan pemuda dan masyarakat dilakukan di dalam dan di luar desa.
Pemuda yang diberdayakan bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping. Aktivitas yang digelar di program ini mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, permainan tradisional.
Selain mengurangi kecanduan gawai, program ini juga membantu mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal.
Irfandi berharap program bisa berkembang dan menjadi desa wisata atau desa jujugan orang tua yang ingin berwisata edukasi dan menyembuhkan kecanduan gawai pada anaknya.
“Saya akan menambah SDM, mengembangkan program, dan melakukan yang usaha untuk Kampung Lali Gadget yang lebih baik,” ujar Irfandi.
Tim KLG berharap isu kecanduan gawai bisa diangkat secara nasional dan menjadi keprihatinan bersama sehingga setiap orang berusaha mengurangi dampak dari hal tersebut.
Menjadi sosok pencetus program ‘Kampung Lali Gadget (KLG) membuat Achmad Rifandi mendapatkan penghargaan sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021. (*)
Sumber gambar:
https://lh3.googleusercontent.com/p/AF1QipOIwEjgLiNz1vDWkX0ntf2WFDiwoxwdOaTlUIo5=s680-w680-h510
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.