Udang Vaname yang punya nama ilmiah Litopenaeus vannamei merupakan spesies udang dengan nilai ekonomis tinggi. Selain harga jualnya, permintaan pasar terhadap udang vaname juga cukup tinggi yang membuatnya banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia.
Di samping itu, udang vannamei mempunyai keunggulan lain seperti produktivitas tinggi karena tingginya kelangsungan hidup spesies udang ini.
Udang Vaname juga mampu memanfaatkan seluruh kolom air dari dasar sampai permukaan sehingga memungkinkan dipelihara dengan kondisi padat tebar tinggi, lebih mudah dibudidayakan karena relatif lebih toleran terhadap perubahan lingkungan dan tahan terhadap penyakit.
Melengkapi kelebihan itu, waktu pemeliharaan Udang Vaname lebih pendek karena pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan spesies udang lain.
Kendati merupakan spesies udang toleran terhadap perubahan iklim serta memiliki kelangsungan hidup tinggi, budidaya udang vaname juga kerap alami kerugian diakibatkan oleh gagal panen. Menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi para pembudidayanya. Tak jarang, kerugian akibat gagal panen itu membuat petani udang mengalami kebangkrutan dan tidak mampu melanjutkan usaha tambak.
Fenomena gagal panen udang Vaname membuat Paundra Noorbaskoro kerap terenyuh mendapati realita yang kerap dialami oleh nelayan pembudidaya udang vaname. Lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang yang akrab disapa Baskoro itu kemudian tergerak untuk melakukan riset tentang tambak udang untuk menurunkan potensi gagal panen sekaligus meningkatkan produktivitas berkali lipat.
Riset awal Baskoro dimulai dengan memanfaatkan lahan milik keluarga untuk membuat sebuah kolam bundar diameter tiga meter pada tahun 2018. Secara konsisten, bibit udang vaname diidentifikasi jenis penyakit serta sampelnya dikirimkan untuk uji laboratorium.
Sempat gagal di awal masa risetnya, Baskoro kemudian mengintegrasikan Internet of Things (IoT) untuk mengontrol kondisi kolam dan kualitas air pada tahun 2020. Barulah kemudian pada tahun 2021, Baskoro menemukan formula racikan serbuk dan monitoring menjaga kualitas air berbasis pencatatan data secara digital (IoT) melalui aplikasi yang dibuatnya.
Sistem Internet of Things yang dikembangkan dengan teknologi sensor monitoring kualitas air laut 4 in 1 ( 1 produk mendeteksi 4 parameter: salinitas, DO, suhu dan PH) yang kemudian ditampilkan di layar PC yang terintegrasi ke sistem data monitoring secara real time.
Untuk mengendalikan limbah, Baskoro membangun sistem smart farm village dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek.
Dengan integrasi IoT itu, produktivitas tambak Udang Vaname masyarakat Kabupaten Pacitan dan Trenggalek meningkat berkali lipat. Selain itu, Tambak Udang masyarakat dapat menghasilkan bibit unggul yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat setempat.
Baskoro adalah anak pertama dari tiga orang bersaudara. Dia lahir dalam keluarga berlatar belakang Aparatur Sipil Negara (ASN). Meski demikian, sejak kecil Bakoro sangat suka berinteraksi dengan masyarakat.setempat.
Kedekatan dan interaksi Baskoro dengan masyarakat itu membuatnya menyukai bidang kelautan dan perikanan. Selain itu, tempat tinggalnya yang berada di wilayah pesisir ujung timur bagian selatan Pulau Jawa makin membuat kecintaannya terhadap laut dan biota alamnya semakin besar.
Setelah menyelesaikan bangku SLTA, Baskoro kemudian melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Brawijaya, Malang mengambil konsentrasi Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, di umur yang masih tergolong muda Baskoro berhasil menerima menerima penghargaan Astra SATU Indonesia di tahun 2022. Dari inisiatifnya dalam membantu masyarakat Pacitan dan Trenggalek meningkatkan potensi budidaya Udang Vaname dengan integrasi IoT.
"Penghargaan ini menjadi oase atau penyemangat saya dan teman-teman untuk bisa konsisten, istiqomah untuk di bidang ini," ungkap Baskoro saat Acara penerimaan Apresiasi Astra SATU Indonesia 2022.
"Sehingga bisa memberikan kemajuan yang bagus untuk industri ini dan lingkungan sekitar saya," imbuhnya dengan penuh senyum bangga.
Melalui langkah kecil penuh ketekunan dan kerja keras, Baskoro membuktikan bahwa langkah nyata untuk masa depan bisa dimulai dari mana saja. Dari lingkungan sekitar, seperti Baskoro dengan integrasi IoT untuk tambak Udang Vaname yang berhasil menurunkan potensi gagal panen dan meningkatkan produktivitasnya berkali lipat. (*)
Kendati merupakan spesies udang toleran terhadap perubahan iklim serta memiliki kelangsungan hidup tinggi, budidaya udang vaname juga kerap alami kerugian diakibatkan oleh gagal panen. Menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi para pembudidayanya. Tak jarang, kerugian akibat gagal panen itu membuat petani udang mengalami kebangkrutan dan tidak mampu melanjutkan usaha tambak.
Aplikasikan Internet of Things (IoT) pada Tambak Udang Vaname, Turunkan Potensi Gagal Panen
Fenomena gagal panen udang Vaname membuat Paundra Noorbaskoro kerap terenyuh mendapati realita yang kerap dialami oleh nelayan pembudidaya udang vaname. Lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang yang akrab disapa Baskoro itu kemudian tergerak untuk melakukan riset tentang tambak udang untuk menurunkan potensi gagal panen sekaligus meningkatkan produktivitas berkali lipat.
Riset awal Baskoro dimulai dengan memanfaatkan lahan milik keluarga untuk membuat sebuah kolam bundar diameter tiga meter pada tahun 2018. Secara konsisten, bibit udang vaname diidentifikasi jenis penyakit serta sampelnya dikirimkan untuk uji laboratorium.
Sempat gagal di awal masa risetnya, Baskoro kemudian mengintegrasikan Internet of Things (IoT) untuk mengontrol kondisi kolam dan kualitas air pada tahun 2020. Barulah kemudian pada tahun 2021, Baskoro menemukan formula racikan serbuk dan monitoring menjaga kualitas air berbasis pencatatan data secara digital (IoT) melalui aplikasi yang dibuatnya.
Sistem Internet of Things yang dikembangkan dengan teknologi sensor monitoring kualitas air laut 4 in 1 ( 1 produk mendeteksi 4 parameter: salinitas, DO, suhu dan PH) yang kemudian ditampilkan di layar PC yang terintegrasi ke sistem data monitoring secara real time.
Untuk mengendalikan limbah, Baskoro membangun sistem smart farm village dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek.
Dengan integrasi IoT itu, produktivitas tambak Udang Vaname masyarakat Kabupaten Pacitan dan Trenggalek meningkat berkali lipat. Selain itu, Tambak Udang masyarakat dapat menghasilkan bibit unggul yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat setempat.
Suka Perikanan dan Kelautan Sejak Kecil
Baskoro adalah anak pertama dari tiga orang bersaudara. Dia lahir dalam keluarga berlatar belakang Aparatur Sipil Negara (ASN). Meski demikian, sejak kecil Bakoro sangat suka berinteraksi dengan masyarakat.setempat.
Kedekatan dan interaksi Baskoro dengan masyarakat itu membuatnya menyukai bidang kelautan dan perikanan. Selain itu, tempat tinggalnya yang berada di wilayah pesisir ujung timur bagian selatan Pulau Jawa makin membuat kecintaannya terhadap laut dan biota alamnya semakin besar.
Setelah menyelesaikan bangku SLTA, Baskoro kemudian melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Brawijaya, Malang mengambil konsentrasi Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Perubahan Kecil Hari ini untuk Masa Depan
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, di umur yang masih tergolong muda Baskoro berhasil menerima menerima penghargaan Astra SATU Indonesia di tahun 2022. Dari inisiatifnya dalam membantu masyarakat Pacitan dan Trenggalek meningkatkan potensi budidaya Udang Vaname dengan integrasi IoT.
"Penghargaan ini menjadi oase atau penyemangat saya dan teman-teman untuk bisa konsisten, istiqomah untuk di bidang ini," ungkap Baskoro saat Acara penerimaan Apresiasi Astra SATU Indonesia 2022.
"Sehingga bisa memberikan kemajuan yang bagus untuk industri ini dan lingkungan sekitar saya," imbuhnya dengan penuh senyum bangga.
Melalui langkah kecil penuh ketekunan dan kerja keras, Baskoro membuktikan bahwa langkah nyata untuk masa depan bisa dimulai dari mana saja. Dari lingkungan sekitar, seperti Baskoro dengan integrasi IoT untuk tambak Udang Vaname yang berhasil menurunkan potensi gagal panen dan meningkatkan produktivitasnya berkali lipat. (*)
Sumber gambar:
1. https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pembudidaya-udang-ramah-lingkungan-berbasis-teknologi/
2. https://unsplash.com/photos/WTPMcV1NZuY
Sumber rujukan:
2. https://unsplash.com/photos/WTPMcV1NZuY
Sumber rujukan:
1. M, Ghufran, H dan Kordi, K. 2007.
Pemeliharaan Udang Vannmae.
Surabaya: Indah.
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.