Rumput Tetangga Selalu Terlihat Lebih Hijau: Neighbor Effect dalam Komunikasi

Rumput Tetangga Selalu Terlihat Lebih Hijau

Tentu kita sudah tidak asing dengan kalimat peribahasa berbunyi “Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau daripada rumput sendiri”. Peribahasa itu berarti apa yang dimiliki oleh orang lain, biasanya terlihat lebih indah atau lebih baik dari apa yang kita miliki.

Peribahasa di atas merujuk kepada sikap orang yang sering (atau selalu) melihat kelebihan tetangga yang baginya selalu tampak lebih hijau atau lebih subur. Kebiasaan itu membuat kita terkadang lupa tentang kelebihan atau kehebatan milik kita karena terlalu fokus dengan kelebihan orang lain.

The grass is always greener in the other side (Rumput tetangga selalu lebih hijau)

Sepintas, kita semua pasti pernah merasakan peribahasa tersebut. Merasa iri terhadap pencapaian dari orang lain. Hal itu membuat kita fokus terhadap pencapaian orang lain tanpa menyadari kita mendapatkan pencapaian lain yang bahkan belum dicapai oleh tetangga atau orang lain itu. Dan, tentu saja, hal itu pasti membuat kita merasa tidak bahagia sepanjang waktu. Karena, ukuran kebahagiaan kita bukan diri sendiri tapi apa yang dilakukan oleh orang lain.

Fenomena rumput tetangga selalu tampak lebih hijau ini biasa disebut Neighbor Effect atau efek tetangga. Apa sih maksudnya? Berikut penjelasannya.

Neighbor Effect: Hal yang Membuat Kita Melihat Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau


Neighbor effect dalam sudut pandang ilmu komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar kita. Oh Su Hyang dalam buku “Komunikasi itu ada seninya” menjelaskan neighbor effect sebagai kecenderungan untuk menilai diri sendiri dengan cara membandingkannya dengan kekayaan, tingkat konsumsi, dan status sosial Tetangga.Pengaruh ini dapat bersifat positif maupun negatif.

Berikut adalah beberapa pengaruh positif neighbor effect, seperti:

  • Meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Ketika kita sering berkomunikasi dengan tetangga, kita akan lebih mengenal satu sama lain. Hal ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di lingkungan sekitar.
  • Membantu mengatasi masalah. Ketika kita memiliki masalah, tetangga dapat menjadi sumber bantuan bagi kita. Tetangga dapat memberikan dukungan moral, maupun bantuan praktis, seperti membantu menjaga anak atau mengantarkan barang.
  • Meningkatkan keamanan lingkungan. Ketika tetangga saling mengenal dan saling menjaga, lingkungan akan menjadi lebih aman. Tetangga dapat saling mengawasi dan melaporkan jika ada hal-hal yang mencurigakan.

Sementara pengaruh negatif neighbor effect, antara lain:

  • Menyebabkan konflik. Ketika kita memiliki perbedaan pendapat atau pandangan dengan tetangga, hal ini dapat menyebabkan konflik. Konflik antar tetangga dapat menimbulkan ketegangan dan ketidaknyamanan di lingkungan sekitar.
  • Menyebarkan gosip. Tetangga yang sering berkomunikasi dapat menjadi sumber gosip. Gosip dapat merusak hubungan antar tetangga dan menimbulkan suasana yang tidak nyaman.
  • Mencegah kreativitas. Ketika kita terlalu sering mengikuti kebiasaan atau nilai-nilai yang dianut oleh tetangga, hal ini dapat mencegah kita untuk mengembangkan kreativitas kita.

Baca juga: Cara Marah yang Seharusnya Agar Tidak Menimbulkan Masalah Lain


Cerita Tentang Neighbor Effect


Terdapat beberapa kisah menarik tentang fenomena neighbor effect. Berikut beberapa cerita diantaranya:.


Dalam sebuah komik strip Amerika berjudul “Keeping up with the joneses” ada kisah menarik tentang fenomena rumput tetangga selalu tampak lebih hijau.

Orang yang sebelumnya hidup baik-baik saja tanpa mobil, lalu melihat keluarga Jones membeli mobil, Ia pun ingin membeli mobil karena merasa tidak punya apa-apa. Ketika keluarga Jones pengganti mobilnya menjadi sedan, mereka baru merasa lega jika mereka juga beralih ke mobil sedan.

Demikianlah tetangga keluarga Jones akan merasa kurang dan tidak tenang apabila mereka tidak bisa mengikuti apa yang dilakukan keluarga Jones. Kondisi yang tanpa disadari membuat kita mengarahkan ukuran kebahagiaan kita kepada orang lain, alih-alih kepada diri sendiri.


Kisah lain datang dari Paul Krugman seorang ekonom dunia yang telah memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ekonomi dengan prestasi akademik, reputasi sosial, pendapatan ekonomi, dan hal lain yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Orang seperti itu tentu saja kelihatannya bahagia. Namun, ia mengaku bahwa sebenarnya ia tidak bahagia dan mengungkapkan alasannya.

"Kelompok referensi emosional saya terdiri atas para ekonom paling sukses di generasi saya dan saya tidak termasuk ke dalam golongan kecil itu." jelas Paul Brugman.

Maksudnya apa? Dia sudah menjadi ekonomi terbaik, tetapi karena membandingkan dirinya dengan sesamanya, yakni para ahli ekonomi kelas dunia, maka ia tidak punya pilihan selain menilai rendah dirinya sendiri. Akibatnya, ia tidak bisa menghindar dari rasa tidak bahagia akibat hal tersebut.

Demikianlah orang-orang cenderung untuk membandingkan dirinya dengan orang lain tanpa henti. Terutama kecenderungan untuk membandingkan dengan orang yang lebih dekat, lebih besar daripada dengan mereka yang hubungannya jauh. Namun, begitu kita mulai membanding-bandingkan, maka tidak akan ada lagi batasan dan ujungnya. Kita akan selalu dan terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain. Membandingkan diri dengan tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Baca juga: Hindsight Bias: Budaya Komunikasi Parenting yang Sebaiknya Dihindari


Seorang jurnalis bernama Henry Louis Mencken mengatakan, orang kaya adalah orang yang menghasilkan uang lebih banyak daripada suami adik iparnya. Artinya, kita baru akan puas jika kita sedikit lebih baik daripada objek pembanding yang ada di dekat kita. Tentu hal itu kadang diiringi dengan rasa cemburu dan

Kiat Menjalin Hubungan Komunikasi Positif dengan Tetangga


Lantas, apakah neighbor effect itu baik atau buruk? Semuanya kembali kepada kita untuk menafsirkannya. Sebagaimana telah saya jelaskan sebelumnya, neighbor effect dapat memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif di saat bersamaan.

Untuk memperoleh efek positif dari neighbor effect kita perlu menerapkan respon yang tepat agar bisa  memperoleh dampak yang positif. Dalam pembahasan komunikasi, apapun input/stimulus yang kita dapatkan, mau itu baik ataupun buruk, selama kita memberikan respon yang tepat maka output yang kita dapatkan akan selalu baik. 


Guna menghindari dampak negatif neighbor effect dalam komunikasi, kita perlu menjalin komunikasi yang positif dengan tetangga. Kita perlu saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat atau pandangan. Kita juga perlu menghindari gosip dan menyebarkan informasi yang tidak benar.

Berikut adalah beberapa tips untuk menjalin komunikasi yang positif dengan tetangga:

  • Seringlah menyapa dan tersenyum kepada tetangga.
  • Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lingkungan sekitar.
  • Bersedia membantu tetangga yang membutuhkan.
  • Mendengarkan dengan baik ketika tetangga berbicara.
  • Bersikap terbuka dan ramah.

Kesimpulan


Neighbor effect adalah hal yang hampir kita semua rasakan. Neighbor effect sendiri bisa memberikan dampak positif dan juga negatif, Bergantung kepada penerimaan dan persepsi kita terhadapnya.

Lalu, perlukah kita merasa tidak bahagia dengan terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain?

Apakah kita benar-benar ingin merusak hubungan hanya karena cemburu dengan apa yang dimiliki oleh teman-teman dan tetangga kita dan tidak kita miliki?

Mari kita kembali memeriksa kebiasaan kita bersama. Mungkin, kita pernah tanpa sadar mengeluarkan ucapan yang membandingkan diri dengan orang lain? Bagaimana bila kita melupakan hal itu dan mulai bersyukur atas apa yang kita miliki. Toh, kebahagiaan datang dari diri sendiri, dari hati kita, bukan dari orang lain.

Salam Hangat

_______________

Sumber rujukan:
Gillespie, N. (2013, Juli 19). Paul Krugman’s Nasty and Inane Attack on ‘Libertarian Populism.’ The Daily Beast. https://www.thedailybeast.com/articles/2013/07/19/paul-krugman-s-nasty-and-inane-attack-on-libertarian-populism
Oh Su Hyang. (2021). Komunikasi Itu ada Seninya. Bhuana Ilmu Populer.

Sumber gambar:
Ilustrasi neigbor effect dari https://hostnoc.com/
Foto Paul Krugman oleh Ramin Talaie


2 Komentar

  1. Kayak cerita2 di sinetron zaman dulu ya :) Tetangga beli kulkas baru, mobil baru eh dia iri trus ga lama kemudian beli wakakaka. Kayaknya kalau zaman now udah ga begini lagi deh. Minimal orang2nya udah paham dan daya pikirnya lebih maju. Lebih penting tingkatkan prestasi daripada gaya hidup yang bikin pusing kepala karena ga mampu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semuanya kembali ke Mindset kita masing-masing. Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa memotivasi.

      Hapus

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.