“Sesuatu yang tidak lengkap, lebih mudah diingat daripada sesuatu yang sudah lengkap.”Zeigarnik Effect
Pernahkah kita bertanya, kenapa seorang profesor dapat memberikan kuliah umum selama berjam-jam dengan penuh antusiasme di depan ratusan mahasiswa. Tanpa menimbulkan rasa bosan dan rasa mengantuk.
Sebaliknya, jika kita berbicara di depan umum, rasanya seperti garing dan membosankan. Tak jarang, membuat penonton mengantuk dan tidak antusias.
Ternyata, fenomena itu dapat dijelaskan sebagai Ziegarnik Effect, di mana orang cenderung mengingat tugas yang belum selesai atau terhenti lebih baik daripada tugas yang sudah selesai (where people tend to remember unfinished or interrupted tasks better than completed tasks)
Zeigarnik Effect diambil dari nama seorang Psikolog asal Lithuania, Bluma Zeigarnik. Efek Zeigarnik adalah sebuah fenomena dalam psikologi di mana orang cenderung mengingat tugas yang belum selesai atau terputus lebih baik daripada tugas yang sudah selesai.
Sebaliknya, jika kita berbicara di depan umum, rasanya seperti garing dan membosankan. Tak jarang, membuat penonton mengantuk dan tidak antusias.
Ternyata, fenomena itu dapat dijelaskan sebagai Ziegarnik Effect, di mana orang cenderung mengingat tugas yang belum selesai atau terhenti lebih baik daripada tugas yang sudah selesai (where people tend to remember unfinished or interrupted tasks better than completed tasks)
Apa itu Zeigarnik Effect?
Zeigarnik Effect diambil dari nama seorang Psikolog asal Lithuania, Bluma Zeigarnik. Efek Zeigarnik adalah sebuah fenomena dalam psikologi di mana orang cenderung mengingat tugas yang belum selesai atau terputus lebih baik daripada tugas yang sudah selesai.
Hal itu terjadi karena tugas yang belum selesai menimbulkan keadaan ketegangan atau ketidaklengkapan mental, yang memotivasi kita untuk kembali mengerjakan tugas dan menyelesaikannya. Sebaliknya, tugas yang diselesaikan dikaitkan dengan penutupan dan relaksasi, sehingga kita cenderung tidak mengingatnya.
Dalam sejarahnya, Zeigarnik Effect ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1927 saat Zeigarnik tengah memesan makanan di sebuah restoran di Berlin bersama teman-temannya.
Ketika hendak memesan, Zeigarnik melihat pelayan terlihat menerima pesanan dari tamu, dia menerimanya tanpa mencatat apapun di tengah restoran yang ramai oleh hiruk pikuk pelanggan. Dia pun bertanya-tanya “Bagaimana ia bisa mengingat Semua pesanan tamu-tamu ini?”
Tamunya ada banyak dan menu yang bisa dipesan masing-masing orang pun bermacam-macam. Bisa saja Ia lupa atau bingung dengan pesanannya. Namun ajaibnya, pelayan itu menyajikan makanan persis sesuai apa yang dipesan. Apa rahasianya? Bagaimana sang pelayan bisa mengingat semua pesanan dan mempertahankan daya ingat yang luar biasa itu.
Baca Juga: Pede Bicara di Depan Umum dengan Retorika Aristoteles
Dalam sejarahnya, Zeigarnik Effect ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1927 saat Zeigarnik tengah memesan makanan di sebuah restoran di Berlin bersama teman-temannya.
Ketika hendak memesan, Zeigarnik melihat pelayan terlihat menerima pesanan dari tamu, dia menerimanya tanpa mencatat apapun di tengah restoran yang ramai oleh hiruk pikuk pelanggan. Dia pun bertanya-tanya “Bagaimana ia bisa mengingat Semua pesanan tamu-tamu ini?”
Tamunya ada banyak dan menu yang bisa dipesan masing-masing orang pun bermacam-macam. Bisa saja Ia lupa atau bingung dengan pesanannya. Namun ajaibnya, pelayan itu menyajikan makanan persis sesuai apa yang dipesan. Apa rahasianya? Bagaimana sang pelayan bisa mengingat semua pesanan dan mempertahankan daya ingat yang luar biasa itu.
Baca Juga: Pede Bicara di Depan Umum dengan Retorika Aristoteles
Singkat cerita, Zeigarnik kemudian pergi setelah menghabiskan makanannya. Namun, tidak berselang lama Zeigarnik kembali karena kebetulan lupa membawa barang bawaannya yang tertinggal di restoran.
Di sana ia bertanya kepada sang pelayan “Saya duduk di meja ini tadi, anda ingat saya kan?”
Cukup mengejutkan, pelayan itu mengaku tidak mengingat Zeigarnik. Itulah kunci rahasianya. Pelayan mengingat isi pesanan sejak menerima pesanan sampai makanan dikeluarkan lalu segera melupakannya setelah masakan disajikan.
Jika dibalik kita dapat mengetahui bahwa memori tidak akan terhapus sampai sesuatu itu selesai.
Mengaplikasikan Zeigarnik Effect Ketika Berbicara di Depan Umum
Kembali tentang bahasan soal profesor yang dapat memberikan kuliah umum berjam-jam dan tidak membosankan.Jika dicermati, kebanyakan public speaker, menerapkan prinsip dasar Zeigarnik Effect untuk membuat presentasinya menarik dan tidak membosankan.
Setiap akan sampai kepada sebuah kesimpulan, seorang public speaker biasanya berhenti sejenak. Membuat penonton yang telah menunggu kesimpulan dan jawaban menjadi semakin peka. Mempersiapkan diri mendengar jawaban/kesimpulan yang akan diberikan.
Beberapa pembicara terkadang berhenti sejenak dengan memberikan pertanyaan singkat kepada audiens sebelum kembali melanjutkan presentasinya dan memberikan jawaban/kesimpulan. Begitulah konsep Zeigarnik effect digunakan dalam public speaking untuk membuat presentasi panjang menjadi tidak membosankan dan bikin ngantuk.
Selain presentasi di depan umum, Zeigarnik effect punya aplikasi lain di kehidupan sehari-hari. Misalnya, Zeigarnik effect dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan produktivitas. Dengan istirahat sejenak ketika sesi belajar, siswa dapat menciptakan efek Zeigarnik terhadap materi yang dipelajarinya sehingga dapat membantu mereka mengingat dan memahaminya dengan lebih baik. Demikian pula, istirahat selama tugas kerja yang panjang dapat membantu kita tetap fokus dan termotivasi menyelesaikan pekerjaan dengan optimal.
Efek Zeigarnik juga dapat digunakan untuk menciptakan ketegangan dalam sebuah cerita. Dengan membiarkan alur cerita tidak terselesaikan atau bahasa kerennya ‘ngegantung’, penulis dapat menciptakan ketegangan dan membuat pembaca tetap terlibat. Namun, jangan lupa untuk menyelesaikan cerita tersebut atau pembaca akan merasa frustasi.
Setiap akan sampai kepada sebuah kesimpulan, seorang public speaker biasanya berhenti sejenak. Membuat penonton yang telah menunggu kesimpulan dan jawaban menjadi semakin peka. Mempersiapkan diri mendengar jawaban/kesimpulan yang akan diberikan.
Beberapa pembicara terkadang berhenti sejenak dengan memberikan pertanyaan singkat kepada audiens sebelum kembali melanjutkan presentasinya dan memberikan jawaban/kesimpulan. Begitulah konsep Zeigarnik effect digunakan dalam public speaking untuk membuat presentasi panjang menjadi tidak membosankan dan bikin ngantuk.
Selain presentasi di depan umum, Zeigarnik effect punya aplikasi lain di kehidupan sehari-hari. Misalnya, Zeigarnik effect dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan produktivitas. Dengan istirahat sejenak ketika sesi belajar, siswa dapat menciptakan efek Zeigarnik terhadap materi yang dipelajarinya sehingga dapat membantu mereka mengingat dan memahaminya dengan lebih baik. Demikian pula, istirahat selama tugas kerja yang panjang dapat membantu kita tetap fokus dan termotivasi menyelesaikan pekerjaan dengan optimal.
Efek Zeigarnik juga dapat digunakan untuk menciptakan ketegangan dalam sebuah cerita. Dengan membiarkan alur cerita tidak terselesaikan atau bahasa kerennya ‘ngegantung’, penulis dapat menciptakan ketegangan dan membuat pembaca tetap terlibat. Namun, jangan lupa untuk menyelesaikan cerita tersebut atau pembaca akan merasa frustasi.
Tips Lain untuk Membuat Presentasi Panjang Menjadi Menarik dan Tidak Membosankan
Selain menerapkan Zeigarnik Effect, Kita juga dapat menerapkan beberapa tips berikut untuk membuat presentasi kita menjadi menarik dan tidak membosankan.
- Pesiapkan materi dengan matang. Materi yang matang membuat kita lebih mudah mempresentasikannya. Materi yang matang juga membuat kita lebih percaya karena sudah memiliki persiapan menyeluruh.
- Gunakan alat pendukung. Saat mempresentasikan materi, gunakan alat pendukung untuk membuat presentasi jadi lebih menarik. Kalian bisa menggunakan slide power point, pointer laser atau alat pendukung lainnya.
- Bangun interaski dengan audiens. Selama mempresentasikan materi, cobalah untuk membangun komunikasi dan interaksi dengan audiens. Lemparkan beberapa pertanyaan atau ice breaking singkat untuk memecah kejenuhan dan ketegangan selama penyampaian materi berlangsung.
Kesimpulan
Zeigarnik Effect adalah fenomena dalam psikologi di mana orang cenderung mengingat tugas yang belum selesai atau terhenti lebih baik daripada tugas yang sudah selesai. Hal ini karena tugas yang belum selesai menimbulkan keadaan ketegangan atau ketidaklengkapan mental, yang memotivasi kita untuk kembali mengerjakan tugas dan menyelesaikannya. Sebaliknya, tugas yang diselesaikan dikaitkan dengan penutupan dan relaksasi, sehingga kita cenderung tidak mengingatnya.
Ada beberapa penjelasan mengenai efek Zeigarnik. Salah satu teorinya adalah bahwa tugas yang belum selesai menciptakan disonansi kognitif, ketidaksesuaian antara keadaan kita saat ini dan keadaan yang kita inginkan. Disonansi ini memotivasi kita untuk mengambil tindakan untuk menyelesaikan ketidaksesuaian, yang sering kali berarti menyelesaikan tugas.
Teori lain adalah bahwa tugas yang belum selesai disimpan dalam memori kerja kita, yang merupakan sistem berkapasitas terbatas yang menyimpan informasi yang sedang kita gunakan. Karena tugas-tugas yang belum selesai masih relevan dengan tujuan kita, tugas-tugas tersebut kemungkinan besar akan disimpan dalam memori kerja, yang juga membuatnya lebih mungkin untuk diingat.
Dengan memahami konsep dasar Zeigarnik effect, kita bisa mengubah sebuah presentasi panjang menjadi lebih menarik, penuh antusiasme dan tidak membosankan. Selamat mencoba dan belajar komunikasi.
_______________
Sumber rujukan:
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.