Rasa takut dan cemas adalah respon alami tubuh terhadap bahaya atau situasi yang dianggap berbahaya. Ketika kita merasakan bahaya, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang meningkatkan denyut jantung, pernapasan, dan ketegangan otot. Hal ini membantu kita untuk bersiap menghadapi bahaya, baik dengan melawan atau melarikan diri.
Kita juga bisa merasa takut dan cemas akan hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan, meskipun belum tentu terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, trauma masa lalu, atau ketidakpastian.
Makanya, banyak perempuan yang kalau ditanya minta apa? Jawabannya adalah ‘Kepastian;. Hal itu karena ketidakpastian adalah sebuah sumber ketakutan yang nyata.
Maka, rasa takut, cemas, gelisah, dan khawatir adalah emosi yang normal dan bisa dirasakan oleh siapa saja. Saya, kamu, kita, atau bahkan mereka bisa merasakan takut. Tapi, rasa takut bisa kita kendalikan dan atur sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan feedback positif untuk diri kita.
Manajemen Rasa Takut
Manajemen rasa takut adalah serangkaian strategi dan teknik yang digunakan untuk mengendalikan dan mengatasi rasa takut yang berlebihan. Rasa takut merupakan respon alami manusia terhadap bahaya, namun jika berlebihan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Manajemen rasa takut sebenarnya cukup mudah dilakukan dan bisa dipraktekkan secara mandiri. Adapun manajemen rasa takut meliputi hal-hal seperti: Mengenali sumber ketakutan, Merelaksasikan sugesti positif dan kedamaian, Paparan bertahap terhadap rasa takut sehingga bisa mengendalikannya, dan membangun dukungan sosial emosional untuk menghadapi rasa takut.
Bicara soal rasa takut dan kegelisahan, sebuah cerita menarik saya alami beberapa waktu lalu. Dalam sebuah obrolan seru di WhatsApp Group (WAG) Belajar Menulis Kreatif. Dalam obrolan itu, sebuah topik menarik tentang metode relaksasi kuno bernama Ho’oponopono muncul. Ternyata, metode tersebut cukup unik dan efektif.
Awalnya, saya mengira Ho’oponopono adalah sebuah metode kuno dari suku Jawa. Secara, bahasanya sangat terkesan “Jowo” sekali. Kata Ponopono sempat saya salah artikan sebagai “ono opo” dalam Bahasa Jawa. Eh ternyata, melenceng jauh.
Ho’oponopono merupakan nama dari sebuah metode terapi kuno dari Hawaii. Dalam bahasa Hawaii, Ho’o berarti “menyebabkan” dan Ponopono berarti “kesempurnaan”. Sehingga bisa kita artikan secara sederhana bahwa Ho’oponopono adalah suatu proses yang bisa menyebabkan kita pada kesempurnaan dengan cara memperbaiki atau meralat kekeliruan.
Menurut orang Hawaii kuno, kekeliruan muncul dari pikiran yang tercemari oleh kenangan-kenangan menyakitkan di masa lalu. Kekeliruan ini juga yang menimbulkan ketidakseimbangan, bahkan bisa menimbulkan penyakit.
Manajemen rasa takut sebenarnya cukup mudah dilakukan dan bisa dipraktekkan secara mandiri. Adapun manajemen rasa takut meliputi hal-hal seperti: Mengenali sumber ketakutan, Merelaksasikan sugesti positif dan kedamaian, Paparan bertahap terhadap rasa takut sehingga bisa mengendalikannya, dan membangun dukungan sosial emosional untuk menghadapi rasa takut.
Bicara soal rasa takut dan kegelisahan, sebuah cerita menarik saya alami beberapa waktu lalu. Dalam sebuah obrolan seru di WhatsApp Group (WAG) Belajar Menulis Kreatif. Dalam obrolan itu, sebuah topik menarik tentang metode relaksasi kuno bernama Ho’oponopono muncul. Ternyata, metode tersebut cukup unik dan efektif.
Mengkomunikasikan Kedamaian dengan Ho’oponopono
Awalnya, saya mengira Ho’oponopono adalah sebuah metode kuno dari suku Jawa. Secara, bahasanya sangat terkesan “Jowo” sekali. Kata Ponopono sempat saya salah artikan sebagai “ono opo” dalam Bahasa Jawa. Eh ternyata, melenceng jauh.
Apa itu Ho’oponopono?
Ho’oponopono merupakan nama dari sebuah metode terapi kuno dari Hawaii. Dalam bahasa Hawaii, Ho’o berarti “menyebabkan” dan Ponopono berarti “kesempurnaan”. Sehingga bisa kita artikan secara sederhana bahwa Ho’oponopono adalah suatu proses yang bisa menyebabkan kita pada kesempurnaan dengan cara memperbaiki atau meralat kekeliruan.
Menurut orang Hawaii kuno, kekeliruan muncul dari pikiran yang tercemari oleh kenangan-kenangan menyakitkan di masa lalu. Kekeliruan ini juga yang menimbulkan ketidakseimbangan, bahkan bisa menimbulkan penyakit.
Bagaimana Mempraktekkan Ho’oponopono?
Pada dasarnya Ho’oponopono memiliki script yang sangat sederhana. Hanya terdiri dari empat kata yang saya rasa, sekali dibaca langsung bisa dihafalkan. Bunyinya seperti ini:
Berikut penjelasan dari Script di atas :
Konsep dibagian I’m sorry ini adalah mengambil tanggung jawab pribadi. Kita bertanggung jawab penuh terhadap segala hal yang ada dipikiran kita. Bahkan yang sepertinya terjadi di luar sana, sebenarnya berasal dari pikiran kita.
Bagian I’m sorry ini biasanya terasa berat, karena kita biasanya tidak mudah untuk mengakui dan menerima tanggung jawab atas apa yang terjadi di pikiran kita maupun di luar sana. Hanya saja, perlu kita sadari bahwa kita adalah manusia yang tak lepas dari kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.
Jadi, cobalah untuk mengakui dan menerima tanggung jawabmu. Mintalah maaf pada dirimu, pada orang-orang yang kamu sayangi dan orang-orang yang peduli padamu, minta maaflah terhadap kejadian yang telah kamu sebabkan baik itu disengaja maupun tidak.
Bagian kedua yaitu “Please Forgive Me” ini bersifat penekanan. Tak peduli pada siapa dirimu meminta maaf. Lakukanlah, Mintalah maaf! Apalagi jika kamu menyadari penyesalan yang ada di bagian I’m sorry tadi.
Berterimakasihlah; Tak perlu dipikirkan pada siapa atau apa kamu berterima kasih. Berterima Kasihlah pada Tuhanmu, Berterimakasihlah pada semesta, Berterimakasihlah pada dirimu sendiri, pada orang disekitarmu.
Berterimakasihlah untuk apapun dan siapapun yang telah bersedia memaafkanmu.
Ungkapkan rasa cintamu. Katakan pada Tuhanmu, pada semesta, pada tubuhmu, pada pikiranmu, bahkan hal-hal yang sedang jadi tantanganmu. Katakan berulang kali hingga kamu bisa meresapi dan merasakannya.
Berikut adalah langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengkomunikasikan kedamaian kepada diri sendiri menggunakan teknik Ho’oponopono.
I’m Sorry, Please Forgive Me, Thank you, I Love You.
Berikut penjelasan dari Script di atas :
I’m Sorry
Konsep dibagian I’m sorry ini adalah mengambil tanggung jawab pribadi. Kita bertanggung jawab penuh terhadap segala hal yang ada dipikiran kita. Bahkan yang sepertinya terjadi di luar sana, sebenarnya berasal dari pikiran kita.
Bagian I’m sorry ini biasanya terasa berat, karena kita biasanya tidak mudah untuk mengakui dan menerima tanggung jawab atas apa yang terjadi di pikiran kita maupun di luar sana. Hanya saja, perlu kita sadari bahwa kita adalah manusia yang tak lepas dari kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.
Jadi, cobalah untuk mengakui dan menerima tanggung jawabmu. Mintalah maaf pada dirimu, pada orang-orang yang kamu sayangi dan orang-orang yang peduli padamu, minta maaflah terhadap kejadian yang telah kamu sebabkan baik itu disengaja maupun tidak.
Please Forgive Me
Bagian kedua yaitu “Please Forgive Me” ini bersifat penekanan. Tak peduli pada siapa dirimu meminta maaf. Lakukanlah, Mintalah maaf! Apalagi jika kamu menyadari penyesalan yang ada di bagian I’m sorry tadi.
Thank You
Berterimakasihlah; Tak perlu dipikirkan pada siapa atau apa kamu berterima kasih. Berterima Kasihlah pada Tuhanmu, Berterimakasihlah pada semesta, Berterimakasihlah pada dirimu sendiri, pada orang disekitarmu.
Berterimakasihlah untuk apapun dan siapapun yang telah bersedia memaafkanmu.
I Love You
Ungkapkan rasa cintamu. Katakan pada Tuhanmu, pada semesta, pada tubuhmu, pada pikiranmu, bahkan hal-hal yang sedang jadi tantanganmu. Katakan berulang kali hingga kamu bisa meresapi dan merasakannya.
Mengkomunikasikan Kedamaian Kepada Diri Sendiri dengan Ho’oponopono
Berikut adalah langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengkomunikasikan kedamaian kepada diri sendiri menggunakan teknik Ho’oponopono.
- Cari waktu dan tempat yang nyaman dan bebas gangguan. Proses terapi ini disarankan untuk tidak terpotong di tengah-tengah. Harus diikuti full sampai selesai dengan durasi kurang lebih 15 menit.
- Posisikan dirimu senyaman mungkin bisa sambil duduk di kursi yang nyaman ataupun berbaring di kasur.
- Relaksasi. Tarik nafas secara halus, dan hembuskan dengan perlahan, lakukan 5 s/d 10 kali. Izinkan badanmu rileks dan nyaman.
- Afirmasi Berulang (Rapalkan script Ho’oponopono boleh bersuara ataupun dalam hati) : I’m Sorry, Please Forgive Me, Thank you, I Love You. Secara terus menerus selama 15 menit.
- Nikmati Sensasinya.
_______________
Sumber rujukan:
Oh Su Hyang. Komunikasi Itu ada Seninya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2021.
Sumber gambar:
Unsplash.com
1 Komentar
Ada script alternatif yang bisa digunakan selain script asli dari metode "Ho'oponopono" di atas.
BalasHapusScript itu juga sederhana dan merupakan saduran yang dibuat Islami.
Scriptnya menjadi seperti ini:
"Astaghfirullah, Astaghfirullah, Alhamdulillah, Subhanallah,"
Selamat mencoba dan dapatkan manfaatnya.
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.