COVID-19 membawa banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari kita semua. Salah satunya adalah cara kita berkomunikasi satu sama lain. Sebelum merebaknya covid, tentu kita terbiasa dengan komunikasi konvensional dengan cara tatap muka secara langsung.
Berbagai pertemuan, forum diskusi, dan kegiatan normalnya dilaksanakan secara offline atau langsung. Namun, dengan merebaknya covid dan keterbatasan akibat aturan pemerintah dalam upaya memitigasi virus itu, kita terpaksa untuk mau tidak mau mengalihkan berbagai kegiatan secara online (daring).
Pada dasarnya, peralihan tersebut menghadirkan banyak manfaat bagi kita semua. Berbagai kegiatan menjadi lebih efisien dan banyak lapangan pekerjaan baru terbuka lebar atas digitalisasi yang terjadi. Namun, disaat bersamaan, hadir pula tantangan dan kelemahan dari pola komunikasi online yang hadir berkat pandemi covid-19.
Nah, kalau kalian, lebih nyaman dengan pola komunikasi online atau offline nih? Mari bahas bersama-sama.
Kelebihan Komunikasi Online (Daring)
1. Lebih Cepat
Melalui komunikasi daring, pertukaran informasi terlaksana lebih cepat. Arus informasi berputar lebih masif. Hal itu memberikan kita efisiensi waktu dan membuat kita tidak terbatas kepada waktu dan tempat untuk bersua satu sama lain. Perkembangan ini memberi dampak luar biasa di dunia bisnis, dimana kita bisa lebih cepat dan efisien untuk menghubungi mitra bisnis atau kerabat.
Karena dapat berkomunikasi dengan siapapun di seluruh dunia melalui email dan pesan teks secara instan. Internet juga telah menyediakan komunikasi tatap muka seperti Skype, media sosial, konferensi video, dan banyak cara lain yang ditawarkan oleh teknologi komunikasi online saat ini.
2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Teknologi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi beberapa bidang seperti Analis sistem, pemrogram komputer, perancang web, pengembang perangkat keras dan perangkat lunak, dan banyak peluang baru lainnya yang diciptakan oleh teknologi komunikasi informasi (TIK).
Teknologi komunikasi informasi (TIK) juga mempermudah bisnis untuk diotomatiskan sehingga pelanggan dapat menghubungi 24/7. Artinya, perusahaan dapat dibuka di mana saja, kapan saja, memungkinkan klien melakukan pembelian dari berbagai negara. Ini membuat bisnis lebih mudah dan nyaman.
3. Perbaikan Sektor Pendidikan
Internet telah menciptakan berbagai program komputer untuk digunakan dengan generasi yang berbeda di berbagai belahan dunia. Informasi penting seperti fakta kesehatan, bisnis, dan lingkungan dengan mudah tersedia dan dapat diakses oleh siapa saja dengan jaringan internet.
Kekurangan dan Tantangan Komunikasi Online
1. Berkurangnya Kesadaran Berbudaya
Meskipun internet telah menjadikan alam semesta sebagai desa global, beberapa budaya telah mengkonsumsi budaya lainnya. Namun mengakses internet berlebihan dapat menjadikan generasi muda tidak mengenal budaya asli mereka dan mengadopsi budaya dari luar.
Hal ini sangat dapat berpengaruh dari cara mereka berpakaian, bertindak, dan berperilaku. Jadi meskipun kita harus beradaptasi dan bergerak dengan teknologi, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar teknologi tidak menggerus budaya yang baik di sekitar kita.
Melaksanakan komunikasi daring tidak pada tempat dan waktu yang tepat, dapat mengabaikan atau menunda hal yang lain, bahkan membahayakan orang lain maupun diri sendiri. Maka dari itu perhatikan tempat dan waktu saat kita berkomunikasi secara daring.
Sebelum menyimpulkan pola komunikasi terbaik, antara online dan offline, perlu kita sadari bahwa otak manusia itu adalah organ yang luar biasa menarik. Terdapat beberapa fakta menarik tentang otak manusia yang saya nilai perlu kita ketahui sebelum menentukan pola komunikasi terbaik bagi kita.
George A. Miller, pakar cognitive psychologist dari Harvard University, pertama kali menyampaikan bahwa pikiran bawah sadar manusia memberikan peran kendali terbesar dalam kehidupan kita sadar manusia memberikan peran kendali terbesar dalam kehidupan kita sebanyak 90%. Sedangkan sisanya 10% dilakukan oleh pikiran sadar.
Pada setiap detik, pikiran kita menerima ratusan juta bit informasi, namun yang bisa kita sadari sangatlah sedikit. Menurut penelitian, dari yang masuk lewat panca indera (yaitu lebih dari 200 juta bit informasi per detik), hanya 40-120 bit per detik informasi yang bisa kita sadari. Ini setara dengan 5-9 hal per detik yang bisa diproses oleh pikiran sadar.
Setelah mengetahui keunikan cara kerja otak manusia, kita sampai kepada alasan “Kenapa banyak orang menilai komunikasi offline lebih baik daripada online?”
Jawabannya cukup sederhana. Tingkat Distraksi. Komunikasi online memang menyediakan kemudahan dan arus pertukaran informasi yang lebih cepat dan masif, namun disaat bersamaan juga hadir dengan tingkat distraksi yang lebih tinggi. Merujuk kepada penjelasan sebelumnya, dengan tingkat distraksi yang lebih tinggi, maka lebih sedikit pula hal yang bisa ditangkap dalam proses komunikasi daring.
Sebaliknya, komunikasi offline menawarkan tingkat distraksi yang lebih rendah sehingga otak dapat memproses dan mencerna lebih banyak hal daripada komunikasi online.
Kendati demikian, kita juga tidak boleh menyampingkan karakter setiap orang yang berbeda. Ada yang lebih nyaman berkomunikasi secara online, sebaliknya, ada pula yang lebih nyaman dengan pola komunikasi offline. Maka, manakah yang lebih baik? Jawabannya adalah kepada karakter dan kebutuhan masing-masing individu. (*)
Samuel Phillips Huntington, seorang ilmuwan politik Amerika Serikat menjelaskan, Budaya dapat dipengaruhi oleh setidaknya 4 faktor. Faktor itu meliputi bahasa, tradisi, kebiasaan, dan budaya. Dengan pesat dan mudahnya arus komunikasi, maka bisa jadi, budaya kita termakan oleh budaya lain yang populer di media sosial jika tidak ada landasan kesadaran budaya yang kuat.
Hal ini sangat dapat berpengaruh dari cara mereka berpakaian, bertindak, dan berperilaku. Jadi meskipun kita harus beradaptasi dan bergerak dengan teknologi, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar teknologi tidak menggerus budaya yang baik di sekitar kita.
2. Menyita Konsentrasi
Melaksanakan komunikasi daring tidak pada tempat dan waktu yang tepat, dapat mengabaikan atau menunda hal yang lain, bahkan membahayakan orang lain maupun diri sendiri. Maka dari itu perhatikan tempat dan waktu saat kita berkomunikasi secara daring.
Fakta Unik tentang Otak Manusia
Sebelum menyimpulkan pola komunikasi terbaik, antara online dan offline, perlu kita sadari bahwa otak manusia itu adalah organ yang luar biasa menarik. Terdapat beberapa fakta menarik tentang otak manusia yang saya nilai perlu kita ketahui sebelum menentukan pola komunikasi terbaik bagi kita.
Manusia Dipengaruhi oleh Pikiran Bawah Sadar
George A. Miller, pakar cognitive psychologist dari Harvard University, pertama kali menyampaikan bahwa pikiran bawah sadar manusia memberikan peran kendali terbesar dalam kehidupan kita sadar manusia memberikan peran kendali terbesar dalam kehidupan kita sebanyak 90%. Sedangkan sisanya 10% dilakukan oleh pikiran sadar.
Jutaan Informasi Diproses Otak Setiap Detik
Pada setiap detik, pikiran kita menerima ratusan juta bit informasi, namun yang bisa kita sadari sangatlah sedikit. Menurut penelitian, dari yang masuk lewat panca indera (yaitu lebih dari 200 juta bit informasi per detik), hanya 40-120 bit per detik informasi yang bisa kita sadari. Ini setara dengan 5-9 hal per detik yang bisa diproses oleh pikiran sadar.
Kenapa Banyak Orang Lebih Suka Komunikasi Offline?
Setelah mengetahui keunikan cara kerja otak manusia, kita sampai kepada alasan “Kenapa banyak orang menilai komunikasi offline lebih baik daripada online?”
Jawabannya cukup sederhana. Tingkat Distraksi. Komunikasi online memang menyediakan kemudahan dan arus pertukaran informasi yang lebih cepat dan masif, namun disaat bersamaan juga hadir dengan tingkat distraksi yang lebih tinggi. Merujuk kepada penjelasan sebelumnya, dengan tingkat distraksi yang lebih tinggi, maka lebih sedikit pula hal yang bisa ditangkap dalam proses komunikasi daring.
Sebaliknya, komunikasi offline menawarkan tingkat distraksi yang lebih rendah sehingga otak dapat memproses dan mencerna lebih banyak hal daripada komunikasi online.
Kendati demikian, kita juga tidak boleh menyampingkan karakter setiap orang yang berbeda. Ada yang lebih nyaman berkomunikasi secara online, sebaliknya, ada pula yang lebih nyaman dengan pola komunikasi offline. Maka, manakah yang lebih baik? Jawabannya adalah kepada karakter dan kebutuhan masing-masing individu. (*)
2 Komentar
Kalau saya tim yang lebih suka komunikasi secara offline. Tapi juga lumayan berusaha untuk menjalin komunikasi secara online senyaman mungkin, karena memang kita tidak akan bisa menghindari jenis komunikasi ini di zaman yang serba digital seperti sekarang
BalasHapusMau tidak mau memang harus mengadopsi keduanya, mau online ataupun offline. Saya pribadi hanya membagi, mana yang bisa dikomunikasikan secara daring, mana yang mau tidak mau harus bertemu secara langsung.
HapusAnda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.