Pernah gak, sih. Kalian mendapat undangan pernikahan dari teman lama. Setelah membuka undangan tersebut, tak lama kemudian saldo rekening tiba-tiba terkuras dan beralih ke rekening yang tidak kita ketahui sama sekali.
Awalnya antusias mendapat kabar bahagia pernikahan teman lama, eh tiba-tiba jadi sedih karena saldo rekening tiba-tiba terkuras habis.
Hal itu adalah bentuk penipuan dengan modus social engeering. Sebuah teknik manipulasi psikologis yang membuat kita tanpa sadar membagikan informasi penting dan sensitif kepada pihak tidak bertanggung jawab. Data penting itu kemudian dimanfaatkan untuk melakukan berbagai bentuk kejahatan seperti penipuan dan pemerasan.
Untuk lebih memahami tentang social engineering, dampak, dan cara mencegahnya. Yuk, kita bahas bareng-bareng tentang praktek merugikan tidak bertanggung jawab satu ini. Berikut penjelasannya, here we go!
Apa itu Social Engineering?
Social engineering adalah teknik manipulasi psikologis yang digunakan oleh penyerang untuk mendapatkan informasi rahasia atau mengelabui korban agar melakukan tindakan tertentu.
Teknik social engineering sering kali mengandalkan manipulasi emosional atau psikologis untuk mengeksploitasi kepercayaan, kebingungan, atau ketakutan korban. Penyerang dapat menggunakan berbagai metode, seperti email phishing, telepon, pesan teks, atau bahkan interaksi langsung.
Dampak dari social engineering bisa sangat beragam dan sering kali merugikan. Beberapa dampak yang bisa dirasakan oleh korban antara lain:
Terdapat banyak bentuk dan modus dari penipuan berkedok social engineering. Berikut adalah beberapa modus dan contoh praktek social engineering yang umum dilakukan:
Dampak Social Engineering
Dampak dari social engineering bisa sangat beragam dan sering kali merugikan. Beberapa dampak yang bisa dirasakan oleh korban antara lain:
- Kehilangan Informasi Pribadi: Informasi pribadi seperti nomor identitas, nomor kartu kredit, atau kata sandi dapat dicuri dan disalahgunakan.
- Kerugian Finansial: Penyerang dapat menggunakan informasi yang dicuri untuk melakukan transaksi finansial yang tidak sah, menguras rekening bank, atau melakukan penipuan lainnya.
- Kehilangan Akses: Korban bisa kehilangan akses ke akun-akun penting, termasuk email, media sosial, dan akun perbankan.
- Kerusakan Reputasi: Informasi pribadi yang bocor bisa digunakan untuk merusak reputasi seseorang, baik secara personal maupun profesional.
- Ancaman Keamanan: Dalam kasus yang lebih ekstrem, social engineering dapat digunakan untuk mengakses jaringan perusahaan atau institusi, yang bisa mengakibatkan kebocoran data sensitif atau serangan siber yang lebih besar.
Modus dan Contoh Praktek Social Engineering
Terdapat banyak bentuk dan modus dari penipuan berkedok social engineering. Berikut adalah beberapa modus dan contoh praktek social engineering yang umum dilakukan:
Phishing
Penyerang mengirim email palsu yang tampak berasal dari sumber terpercaya, seperti bank atau perusahaan besar, untuk meminta informasi pribadi atau mengarahkan korban ke situs web palsu.
Contoh: Email yang tampaknya berasal dari bank yang meminta Anda untuk memperbarui informasi login Anda melalui link yang diberikan.
Contoh: Email yang tampaknya berasal dari bank yang meminta Anda untuk memperbarui informasi login Anda melalui link yang diberikan.
Pretexting
Penyerang membuat skenario palsu untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi.
Contoh: Seseorang yang berpura-pura menjadi petugas keamanan IT yang membutuhkan kata sandi Anda untuk memperbaiki masalah jaringan.
Contoh: Seseorang yang berpura-pura menjadi petugas keamanan IT yang membutuhkan kata sandi Anda untuk memperbaiki masalah jaringan.
Baiting
Penyerang menawarkan sesuatu yang menarik, seperti unduhan gratis atau hadiah, untuk memancing korban memberikan informasi pribadi atau mengunduh malware.
Contoh: Iklan pop-up yang menawarkan unduhan gratis untuk software populer, tetapi sebenarnya berisi malware.
Contoh: Iklan pop-up yang menawarkan unduhan gratis untuk software populer, tetapi sebenarnya berisi malware.
Tailgating
Penyerang mencoba memasuki area terlarang dengan mengikuti seseorang yang memiliki akses resmi.
Contoh: Seseorang yang berpura-pura lupa ID aksesnya dan meminta Anda untuk membuka pintu untuknya.
Contoh: Seseorang yang berpura-pura lupa ID aksesnya dan meminta Anda untuk membuka pintu untuknya.
Vishing (Voice Phishing)
Penyerang menggunakan panggilan telepon untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi.
Contoh: Panggilan dari seseorang yang mengaku dari bank yang meminta Anda untuk memberikan nomor kartu kredit untuk verifikasi.
Untuk mengidentifikasi dan mencegah praktek social engineering, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Contoh: Panggilan dari seseorang yang mengaku dari bank yang meminta Anda untuk memberikan nomor kartu kredit untuk verifikasi.
Langkah-Langkah Pencegahan Social Engineering
Untuk mengidentifikasi dan mencegah praktek social engineering, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Waspada Terhadap Komunikasi dari Sumber Tidak Dikenal
Jangan mudah percaya dengan email, telepon, atau pesan teks yang meminta informasi pribadi. Selalu verifikasi sumber komunikasi tersebut.
2. Jangan Berikan Informasi Pribadi Secara Sembarangan
Hindari memberikan informasi pribadi atau sensitif tanpa memastikan keaslian permintaan tersebut #BilangAjaGak
3. Gunakan Verifikasi Dua Langkah
Aktifkan verifikasi dua langkah pada akun-akun penting untuk menambah lapisan keamanan ekstra.
4. Periksa URL Situs Web
Sebelum memasukkan informasi pribadi, pastikan situs web tersebut adalah situs resmi dengan memeriksa URL-nya.
5. Edukasi dan Pelatihan
Tingkatkan kesadaran tentang social engineering melalui edukasi dan pelatihan, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan kerja.
6. Perbarui Software dan Sistem Keamanan
Pastikan semua perangkat lunak dan sistem keamanan selalu diperbarui untuk melindungi dari ancaman terbaru. Setiap developer perangkat lunak pasti akan memberikan update berkala untuk memperbarui patch keamanan sehingga para pengguna dapat terjaga dari berbagai tindakan merugikan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Social engineering adalah salah satu contohnya.
Selain langkah-langkah itu, kalian juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang kemanan data dan literasi keuangan dengan mengikuti sosial media pemberi layanan jasa keuangan yang kalian pilih. Salah satunya adalah Bank BRI dengan hashtag #BilangGakAja untuk mencegah dampak negatif dari social engineering. Bersama Bank BRI #MemberiMaknaIndonesia
Kesimpulan
Dengan memahami dan mengidentifikasi praktek social engineering, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri dari ancaman yang merugikan ini. Kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci utama dalam menghadapi dan mencegah serangan social engineering.
Terus belajar dan memahami bagaimana penyalahgunaan teknologi seperti social engineering bekerja adalah langkah pertama untuk menjaga diri dari berbagai tindakan merugikan dari pihak tidak bertanggung jawab.
0 Komentar
Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.