Falle: Inovasi Anti-Nyamuk yang Lahir dari Tekad dan Tantangan


Nyamuk, terutama jenis Aedes aegypti, adalah vektor utama penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang bisa sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Nyamuk ini menularkan virus dengue melalui gigitan, dan dalam kondisi yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Mengutip data dari Kementerian Kesehatan, hingga minggu ke-17 2024, tercatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi.

Data tersebut menunjukkan adanya indikasi serius terhadap bahaya DBD hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi melalui keterangan resmi menyampaikan, kasus DBD di Indonesia mengalami pemendekan siklus, yang mengakibatkan peningkatan Incidence Rate (IR) dan penurunan Case Facility Rate (CFR).

“Terjadi pemendekan siklus tahunan dari 10 tahun menjadi tiga tahun bahkan kurang, yang disebabkan oleh fenomena El Nino,” kata Imran.


Kondisi tersebut yang juga menjadi penggerak bagi Andy Suryansyah, salah satu pemenang penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2013, ketika melihat banyak warga di kampungnya terkena demam berdarah. Pria kelahiran Kampung Dupak Rukun, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya ini pun terdorong untuk menciptakan perangkat anti-nyamuk yang diberi nama Falle si Penjebak Nyamuk.

Ditentang Orang Tua Hingga Diomelin Tetangga



Keresahan terhadap kondisi lingkungan dan bahaya nyata DBD membuat Andy terdorong menciptakan solusi atas kondisi yang ada. Berbekal ilmu yang ia dapatkan saat menempuh pendidikan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dengan fokus pada jurusan Teknik Komputer, Andy kemudian mencoba-coba membuat alat yang dapat mengusir nyamuk.

Ketertarikan Andy untuk membuat alat penjebak nyamuk juga tidaklah mudah. Dalam prosesnya, ada larangan dari orang tuanya yang berharap anaknya dapat bekerja kantoran dengan gaji rutin setiap bulan daripada berusaha menjadi pengusaha yang penuh ketidakpastian.

Andy paham bahwa orang tua hanya menginginkan yang terbaik bagi anak mereka. Menurut orang tua, mendapatkan pekerjaan dengan gaji bulanan yang jelas adalah masa depan terbaik bagi anak-anak mereka.

Andy kemudian meminta kepada orangtuanya waktu selama satu tahun. Jika dalam satu tahun dia tidak bisa membuktikan cita-citanya, Andy bersedia untuk menurut kepada perintah ayah dan ibunya untuk bekerja kantoran.

Singkat cerita, Andy pun berhasil menciptakan alat pengusir nyamuk yang bekerja dengan efektif. Sayangnya, nyamuk tersebut malahan pindah ke area tetangga. Hal itu tak lepas dari prototype awal yang hanya berfokus kepada pengusiran dan bukan pengendalian nyamuk.

Tak bisa dipungkiri, Andy mendapat keluhan dari tetangga yang protes karena nyamuk berpindah ke wilayah mereka.

“Buat penjebak nyamuk saja, jangan pengusir.” protes tetangga Andy. Protes tersebut juga menjadi salah satu masukan penting dalam pengembangan Falle sebagai alat inovatif penjebak nyamuk.

Falle si Penjebak Nyamuk



Sebelum membuat produk yang diinginkannya, dia terlebih dahulu mengumpulkan berbagai elemen penting seperti lampu dan kawat kasa. Dengan cermat, dia juga mempelajari perilaku serta karakteristik nyamuk. Perangkat yang dirancangnya difokuskan untuk menangkap nyamuk betina. 

Pengetahuan tentang nyamuk jantan dia dapatkan melalui berbagai bacaan ilmiah. Seperti yang kita tahu, nyamuk betina adalah yang ‘bertanggung jawab’ menghisap darah manusia atau hewan. Mereka membutuhkan nutrisi dari darah untuk menghasilkan telur. Sementara itu, nyamuk jantan tidak menghisap darah; mereka lebih sering makan nektar bunga.

Setelah melakukan berbagai uji coba dan perubahan, akhirnya dia berhasil menciptakan alat berbentuk kubus berukuran 20 x 20 cm yang dinamai "Falle." Nama ini dipilih karena "Falle" dalam bahasa Jerman berarti perangkap, sesuai dengan fungsi alat tersebut. Pada saat itu, dia juga berencana untuk pergi ke Jerman, sehingga nama tersebut dirasa cocok.


Andy mengklaim bahwa Falle merupakan alat penjebak nyamuk yang ramah lingkungan. Prinsip kerjanya adalah dengan menghasilkan suara yang menyerupai dengungan nyamuk jantan, yang menarik perhatian nyamuk betina. Begitu nyamuk betina mendekat dan menyentuh kasa, aliran listrik langsung mematikannya. 

Alat ini juga tidak mengganggu aktivitas manusia karena suaranya hanya berkekuatan 40 desibel, jauh di bawah ambang suara manusia yang berada di sekitar 80 desibel. Selain itu, Falle menggunakan teknologi UV tipe C dan gelombang audiosonik untuk memerangkap nyamuk.


Dalam sebuah wawancara pada tahun 2016, Andy mengakui bahwa dia terus berupaya menyempurnakan Falle. Meski fungsi dasarnya tidak berubah, beberapa aspek seperti desain dan mesinnya terus diperbarui.

Bagaimana Falle Bekerja?



Falle memiliki dua buah tombol kanan dan kiri. Tombol kanan untuk menyalakan gelombang audiosonic, sedangkan tombol kiri merupakan tombol power utama untuk menyalakan lampu dan efek kejutnya.

Andy memaparkan setidaknya ada 3 kelebihan dari Falle:

  • Dari sisi desain, Falle memiliki estetika lebih dan bisa menjadi penghias ruang tamu, ruang rapat dan ruangan lainnya.
  • Dari sisi kebutuhan listrik, Falle bisa bekerja dengan baik hanya membutuhkan 15 watt saja.
  • Dari sisi teknologi, aman untuk lingkungan.

Sejauh ini, Andy telah mendapatkan sertifikasi merk, desain industri, paten, kajian akademis, dan juga SNI. Dia juga memaparkan bahwa visi dari pembuatan Falle adalah menjadi teknologi tepat guna yang bisa menyelesaikan masalah lingkungan.

Sedangkan misi terciptanya Falle adalah memberikan edukasi kesehatan ke masyarakat, bermitra dengan instansi yang bisa mengembangkan, dan juga melakukan inovasi terus menerus.

Satu Indonesia Award dan Pembuktian Kepada Orang Tua



Pada masa awal pengembangan Falle di tahun 2013, Andy sesungguhnya tidak memiliki modal untuk menciptakan Falle. Dia menjual ponselnya untuk membeli bahan dan merakit Falle. Tak lama, muncul event dari Astra SATU Indonesia dan dia pun tertarik membuat presentasi dan mengikutinya.

Tidak disangka, presentasinya menarik perhatian juri dan dinobatkan sebagai pemenang dalam Astra Satu Indonesia Award tahun 2013. Baru berjalan dua bulan dari satu tahun yang dijanjikan, ternyata Andy sudah dapat membuktikan kepada kedua orangtuanya.

Sejak menjadi salah satu pemenang SATU Indonesia Awards 2013 di bidang teknologi dan juga diundang oleh Kick Andy, Falle menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Andy bahkan sempat kewalahan karena pesanan yang masuk mencapai ratusan unit.

Kendati berhasil membuktikan kepada kedua orang tuanya, Andy mengaku perjalanannya dan Falle tidaklah mudah. Salah satu pengalaman pahit selama perjalanan Falle adalah ketika Andy sempat mengalami kerugian sampai Rp 400 juta akibat ditipu oleh temannya sendiri. Tapi dukungan dari teman-teman terdekat membuatnya bangkit dan mencoba mengatasi hal tersebut.

Belajar dari Kisah Andy Suryansyah


Andy Suryansyah, pemenang SATU Indonesia Awards 2013, terinspirasi menciptakan alat inovatif bernama "Falle" setelah melihat tingginya kasus demam berdarah di kampungnya.

Dengan ketekunan dan pengetahuan yang diperolehnya, dia merancang alat penjebak nyamuk yang ramah lingkungan dan efektif. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seperti penolakan dari orang tua dan protes tetangga, Andy terus mengembangkan alat ini hingga berhasil dan mendapatkan pengakuan resmi.

Cerita Andy mengajarkan bahwa kegigihan dalam menghadapi tantangan, baik dari lingkungan maupun keluarga, sangat penting untuk mencapai keberhasilan. Selain itu, inovasi yang lahir dari masalah nyata, seperti wabah demam berdarah, menunjukkan betapa besar dampak teknologi sederhana namun efektif bagi kesehatan masyarakat.

0 Komentar

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.