Mansetus, Sosok Inspiratif Pahlawan Kesehatan Wilayah Terpencil dari Timur

Mansetus, Sosok Inspiratif Pahlawan Kesehatan Wilayah Terpencil dari Timur

Kesehatan masyarakat di Indonesia menghadapi sejumlah permasalahan serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Banyak daerah, terutama di wilayah terpencil, mengalami kekurangan fasilitas kesehatan. Sebagian besar terpusat di kota besar, meninggalkan masyarakat di daerah terpencil tanpa akses yang memadai.

Minimnya sarana transportasi kesehatan di daerah terpencil merupakan salah satu permasalahan kritis yang mengganggu akses kesehatan bagi masyarakat pedalaman. Daerah terpencil sering kali menghadapi tantangan ekstrem dalam menjaringkan fasilitas kesehatan yang memadai, terutama karena jarak yang jauh antara desa dan pusat layanan kesehatan, serta kurangnya alternatif transportasi yang aman dan efisien.

Masyarakat di daerah terpencil sering kali tinggal jauh dari pusat layanan kesehatan. Jarak yang jauh ini membuat proses transportasi menjadi lama dan melelahkan, sehingga pasien rawat inap jarang berhasil sampai ke lokasi yang direncanakan, bahkan tidak sedikit pasien yang gugur di tengah perjalanan.

Di daerah terpencil, infrastruktur transportasi umum seperti bus atau truk biasanya tidak tersedia. Bahkan jika ada, frekuensi operasinya sangat terbatas, sehingga pasien harus menunda kunjungan ke dokter atau rumah sakit karena tidak adanya opsi transportasi yang stabil.

Meskipun ada beberapa inisiatif modern seperti Telemedicine, namun akses internet yang stabil di daerah terpencil masih merupakan isu yang belum terpecahkan. Tanpa akses internet yang andal, pasien tidak dapat menggunaka teknologi ini untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dari jarak jauh.

Pahlawan Kesehatan Masyarakat Terpencil


Di tengah hiruk-pikuk perkotaan, ada sosok pejuang kesehatan masyarakat daerah terpencil. Dia lahir pada 5 Januari 1976 di Lewoleba, Kabupaten Lembata, ia bernama Mansetus. Dia tinggal di Kota Sau I, Kelurahan Sarotari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Rumahnya juga ia jadikan kantor Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS), yang didirikan Mansetus, pada 2002.

Apa uniknya dia? Mans, peduli pada masalah kesehatan di daerah terpencil. Mans mengumpulkan anak-anak muda, mengajak mereka untuk bersepeda motor membawa para bidan desa dan paramedis, agar lincah melayani warga di wilayah sulit

Meski tak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, Mans tetap bertekat untuk berdedikasi pada kesehatan masyarakat daerah terpencil. Perjuangan Mans bermula dari sebuah Focus Group Discussion (FGD) tentang kondisi kesehatan ibu dan anak bersama Petugas Kesehatan dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana se-Kabupaten Flores Timur pada Juli 2002. Dari forum itu terungkap bahwa banyak ibu dan bayi meninggal karena terlambat dirujuk ke pusat-pusat pelayanan kesehatan gara-gara petugas telat datang menolong karena begitu minim sarana transportasi.

Berangkat dari permasalahan itulah, Mans akhirnya tergerak untuk memperjuangkan kesehatan masyarakat. Lalu, muncul ide mengembangkan Program Manajemen Sarana Transportasi dengan sistem kerusakan minimum untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Mans mendirikan YKS , ia membeli 13 sepeda motor untuk bidan desa dan petugas kesehatan di lima kecamatan di Flores Timur. Untuk merawat sepeda motor tiap perjalanan 2000 kilometer, disediakan sebuah bengkel. “Agar selalu siap beraksi dalam kondisi darurat,” katanya. “Senyum mereka adalah kebahagian kami.” Baginya, menyelamatkan nyawa orang lain jauh lebih penting dari apapaun.

Jiwa sosial yang ia miliki memang cukup tinggi. Ia bersedia melayani para bidan yang hendak membantu persalinan di desa terpencil di wilayah Larantuka, NTT. Meski perjuangan yang ia lakukan tidak menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun Mans terlihat sangat menikmati perjuangannya itu.

Kegigihan Mans dalam memperjuangkan kesehatan masyarakat terpencil di Flores, membuahkan hasil yang luar biasa. Mansetus pun juga berhasil mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards 2010. (*)

0 Komentar

Anda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.

Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.