“Rajin menabung pangkal kaya,”
Pepatah di atas adalah pepatah yang sering kita dengarkan dan hampir pasti diajarkan orang tua kepada anak-anaknya. Begitu juga dengan saya yang diajarkan pentingnya disiplin menabung sejak kecil untuk masa depan.
Esensi dari pepatah rajin menabung pangkal kaya tidak hanya tentang pertumbuhan aset, tapi juga tentang melatih hidup disiplin dan hemat, Belajar menghargai uang, melatih membedakan kebutuhan dan keinginan, dan membiasakan pola hidup untuk tidak menjadi terlalu konsumtif.
Kebiasaan dan disiplin dibalik pepatah rajin menabung pangkal kaya tidak hanya berdampak kepada ekonomi, tapi juga kepada kematangan mental dan manajemen finansial keuangan. Terlebih, bagi saya yang kini berusaha di bidang UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) disiplin dan pembelajaran dari pepatah tersebut sangat bermanfaat dan memberi dampak positif kepada perkembangan usaha yang saya geluti.
Memberanikan Diri Menjadi Pelaku Usaha UMKM: Langkah Awal Menuju Kesuksesan
Memiliki usaha sendiri. Cita-cita ini telah lama menghantui pikiran saya, seperti panggilan yang terus-menerus menarik untuk dijawab. Namun, impian ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saat pandemi Covid-19 mulai melanda di akhir tahun 2020, saya, seperti banyak orang lainnya, harus menghadapi situasi ekonomi yang tidak menentu. Banyak ketakutan yang datang menghantui—dari bagaimana menjalani hari tanpa kepastian gaji hingga kecemasan terhadap kesehatan keluarga. Saat itu, terpikirkan untuk membuka usaha kecil. Tapi, ragu dan takut terus mengintai. Bagaimana jika gagal? Apakah mungkin saya berhasil?
Hingga suatu hari, di tengah kekhawatiran dan kebimbangan, sebuah ide menghampiri. “Kalau nggak dicoba sekarang, kapan lagi?” Pikiran itu terdengar berulang kali dalam hati, dan saya pun memutuskan, sudah waktunya mencoba. Meskipun kecil, saya mulai membangun usaha sendiri. Dimulai dari langkah sederhana, menyiapkan modal seadanya, dan memikirkan konsep usaha yang akan saya bangun. Memang tidak semudah yang dibayangkan, tapi dengan beranikan diri, saya mengambil langkah pertama. Setidaknya, mulai dulu.
Kemerdekaan dan Keleluasaan
Memulai usaha sekaligus menjadi pelaku UMKM membuat saya merasakan kebebasan yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan. Berbeda dengan pekerjaan sebelumnya sebagai seorang wartawan, menjadi pengusaha memberikan saya kemerdekaan untuk mengatur waktu dan menentukan arah usaha yang saya geluti. Saya bisa mengatur jam kerja sesuai dengan kebutuhan, menentukan produk atau layanan yang ingin saya tawarkan, serta merancang rencana yang fleksibel. Rasanya lega menjadi bos bagi diri sendiri.
Saya pun tidak lagi terikat pada standar baku yang harus diikuti setiap hari. Kini saya bebas mengeksplorasi berbagai cara untuk meningkatkan kualitas produk, mencari trend, dan mengembangkan strategi bisnis. Ada kebebasan yang menghidupkan semangat dan memberikan ruang bagi kreativitas.
Mengincar Potensi Cuan yang Lebih Besar
Sebelum memutuskan terjun ke dunia usaha, saya adalah seorang wartawan. Profesi yang sudah melekat pada saya bertahun-tahun. Sebagai seorang sarjana komunikasi, bekerja sebagai wartawan di sebuah instansi berita kota jelas merupakan hal yang sangat linear dengan jurusan saya. Namun, tetap saja, saya merasa ada yang kurang. Saya bekerja dengan waktu yang cukup padat, tapi penghasilan yang didapatkan cukup standar. Ada keinginan untuk memperoleh lebih dan memanfaatkan potensi yang saya miliki secara lebih maksimal.
Memulai UMKM menawarkan peluang yang berbeda. Sebagai pengusaha, potensi cuan yang bisa didapatkan tidak lagi terbatas. Setiap ide yang terwujud bisa menjadi peluang baru untuk meningkatkan penghasilan. Selain itu, saya melihat bahwa banyak UMKM yang sukses menginspirasi saya untuk mencoba. “Mengapa tidak mencoba?” ujar hati kecil saya. Dan itulah yang menjadi landasan kuat untuk akhirnya memutuskan beralih ke dunia usaha.
Menjadi UMKM: Ikut Menggairahkan Ekonomi Bangsa
Ternyata, menjadi pelaku UMKM tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri. Saya baru benar-benar menyadari betapa besar peran UMKM dalam menggerakkan ekonomi Indonesia setelah terjun langsung. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sektor UMKM memiliki kontribusi signifikan, mencapai 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yang nilainya setara dengan Rp 9.580 triliun. Bahkan, UMKM menyerap 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Data itu benar-benar membuka mata saya.
Menjadi bagian dari UMKM artinya saya juga turut andil dalam pertumbuhan ekonomi bangsa. Kontribusi ini memberikan perasaan kebanggaan tersendiri. Dengan setiap langkah yang saya ambil untuk mengembangkan usaha, saya merasa ikut berperan dalam memajukan perekonomian negara. Di tengah semua tantangan dan kesulitan, ada rasa puas ketika tahu bahwa usaha kecil ini turut memberikan dampak besar pada kesejahteraan masyarakat sekitar.
Tantangan Pelaku UMKM: Mengelola Manajemen dan Keuangan Usaha
Namun, menjalankan usaha tidak sepenuhnya mulus. Mengelola bisnis itu tidak sekedar menjual produk dan mendapat untung. Ada aspek lain yang harus dikelola dengan hati-hati, seperti manajemen dan keuangan. Awalnya, saya mengandalkan pencatatan sederhana dan sistem seadanya untuk mengatur keuangan usaha. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa manajemen usaha perlu ditingkatkan.
Di sinilah saya merasa sangat terbantu oleh layanan dan program yang disediakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sebagai nasabah BRI, saya merasakan betapa mudahnya mengatur keuangan usaha dengan bantuan layanan perbankan yang fleksibel dan efisien. Program-program pemberdayaan BRI untuk UMKM benar-benar sangat membantu, mulai dari penyaluran kredit hingga pendampingan untuk mengelola bisnis secara profesional. Mereka benar-benar memahami kebutuhan pelaku UMKM, yang rata-rata masih membutuhkan bimbingan dalam manajemen keuangan.
Program BRI dalam Memberdayakan UMKM dan UMi
Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari nasabah BRI, terutama ketika melihat begitu banyak program yang dirancang khusus untuk mendukung para pengusaha mikro dan ultra mikro. BRI tidak hanya menawarkan produk perbankan biasa, tetapi juga menyediakan berbagai program pemberdayaan yang membantu pelaku UMKM seperti saya berkembang. Ada program seperti Rumah Kreatif BUMN yang memberikan pelatihan dan ruang untuk mengasah keterampilan usaha, Klusterku Hidupku yang membantu memperluas jaringan bisnis, hingga Desa BRILian yang mendukung perkembangan ekonomi berbasis komunitas.
Selain itu, BRI juga menyelenggarakan UMKM Expo(RT) BRilianpreneur sebagai ajang untuk memamerkan produk-produk unggulan para pelaku usaha. Bagi saya, ini adalah kesempatan emas untuk memperkenalkan produk saya ke pasar yang lebih luas. Program-program seperti ini sangat membantu dalam memperkuat UMKM dan memberikan dorongan agar kami semakin percaya diri.
Sebagai bagian dari Holding Ultra Mikro, BRI juga memperluas akses pembiayaan untuk pelaku usaha mikro. Saya mengetahui bahwa lebih dari 37 juta nasabah ultra mikro di Indonesia sudah merasakan manfaat dari layanan ini. Dengan akses pembiayaan yang lebih mudah dan fleksibel, banyak pelaku usaha yang akhirnya bisa bangkit dan mengembangkan usaha mereka. Melalui inisiatif ini, BRI benar-benar mendukung cita-cita besar bangsa untuk memberdayakan ekonomi rakyat.
Menutup Cerita, Membuka Harapan
Bagi saya, perjalanan ini adalah tentang keberanian untuk bermimpi dan berjuang. Memulai usaha mungkin tampak menakutkan, tetapi langkah pertama selalu yang paling berharga. Saya berharap cerita ini bisa menginspirasi mereka yang mungkin sedang berada di posisi yang sama seperti saya beberapa waktu lalu. Bahwa untuk menjadi pelaku UMKM, kita tidak perlu menunggu sempurna. Langkah kecil yang kita mulai hari ini bisa menjadi jembatan menuju impian yang lebih besar.
BRI dengan segala programnya telah memberikan dukungan luar biasa dalam perjalanan ini. Saya merasa bukan hanya sebagai nasabah, tetapi sebagai mitra yang didukung penuh untuk berkembang. Dengan kehadiran program-program BRI untuk UMKM dan UMi, saya yakin semakin banyak pengusaha kecil yang bisa memberdayakan diri, menjadi mandiri, dan berkontribusi bagi bangsa.
Sekarang, giliranmu untuk berani berkarya dan menjadi inspirasi bagi Indonesia. (*)
10 Komentar
UMKM ini, apalagi di Indonesia memang selalu menjadi geliat ekonomi yang membanggakan, apa jadinya coba negeri ini tanpa UMKM.
BalasHapusSetuju banget, dan saya benar-benar merasakannya ketika mencoba langsung menjadi UMKM
Hapusini bikin kita sadar bahwa usaha kecil bisa memberi dampak besar, baik untuk diri sendiri maupun ekonomi bangsa. Salut untuk keberanian melangkah dan dedikasi dalam mewujudkan mimpi
BalasHapusBetul banget, Bang Day, sekecil apapun itu pasti akan memberikan dampak. Tinggal kitanya aja yang konsisten atau tidak. Batu saja bisa dilubangi oleh tetesan air, lho
HapusPedagang kecil / UMKM adalah motor penggerak roda ekonomi negara. Entah apa jadinya bila negara tanpa pedagang kecil/UMKM
BalasHapusBRI ini sudah cukup banyak membina para UMKM termasuk Desa Usaha juga. Program kemitraan yang seperti ini bisa jadi simbiosis mutualisme yang memajukan perekonomian negara. :D
BalasHapusini mengingatkan kita bahwa kesuksesan dimulai dari langkah kecil, seperti menabung. Kisah-kisah nyata para pengusaha muda ini membuktikan bahwa mimpi untuk memajukan Indonesia bisa menjadi kenyataan. saya jadi semakin termotivasi untuk segera memulai usaha kecil-kecilan. Semangat terus!
BalasHapusNah, aku jadi teringat masa-masa SMP dulu. Ibuku mengajarkan tentang pentingnya menabung ini untuk masa depan. Tiap bulan aku dikasih uang untuk ditabung ke BRI dekat sekolahan.
BalasHapusSelamat untuk usahanya ya Kak..semoga sukses sebagai pelaku UMKM apalagi dengan adanya dukungan program-program BRI untuk UMKM sehingga pengusaha kecil bisa memberdayakan diri, menjadi mandiri, dan berkontribusi bagi bangsa ini
BalasHapusStart-nya sudah tak biasa, dari profesi wartawan. Saya kenal seorang wartawati lokal yang selalu membuat saya kagum dengan sosoknya dan kecermatannya saat menghitung peluang. Kalau masuk ke UMKM seperti ini pasti melesatnya lebih cepat apalagi dukungan dari BRI sangat tinggi.
BalasHapusAnda bebas berkomentar selama tidak mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI. Selamat berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar ini.
Orang baik berkomentar dengan baik.
Jadilah komentator yang baik.